Rian DMasiv: Nama Halte Petukangan Masih Asing di Telinga

Vokalis band D’Masiv, Rian Ekky Pradipta, baru-baru ini mengungkapkan bahwa nama Halte Petukangan D’Masiv masih terasa asing di telinganya. Momen ini menjadi sangat spesial baginya, sekaligus menandai pencapaian besar dalam perjalanan karier band yang telah berusia 22 tahun tersebut. Rian menyatakan bahwa meski namanya terasa aneh, ia cukup berbahagia karena berhasil membeli hak penamaan untuk halte tersebut.

Di tengah kesibukan dirinya dan band, Rian menegaskan bahwa melihat nama D’Masiv terpampang di halte TransJakarta bukan hanya sekadar simbol, melainkan juga sebuah kenangan berharga yang merepresentasikan perjalanan panjang mereka di dunia musik Indonesia. “Rasanya masih agak aneh mendengar nama Halte Petukangan D’Masiv. Tapi ini benar-benar mimpi yang jadi kenyataan karena D’Masiv tumbuh di Jalan Ciledug Raya. Kami berjuang bukan dari nol, tapi dari minus,” ujar Rian saat ditemui di Ciledug, Jakarta Selatan.

Rian juga menceritakan pengalaman pertamanya ketika melihat nama D’Masiv di halte tersebut. Ia mengaku, “Memang terasa aneh, minggu lalu masih belum ada, kita masih sibuk meeting dan latihan. Tapi tadi, pas lihat langsung, ‘Petukangan D’Masiv’ sudah terpasang.”

Kegiatan ini tidak hanya merupakan perayaan ulang tahun D’Masiv yang ke-22, Rian juga menekankan bahwa ada sebuah pesan penting yang ingin mereka sampaikan melalui pembelian nama halte ini. “Kami ingin menjadi contoh bagi masyarakat, terutama anak muda, Gen Z, dan Gen Alpha, agar lebih mencintai transportasi umum,” jelasnya.

Rian membagikan pengalaman tour keliling dunia yang telah dilakukan D’Masiv selama tiga tahun terakhir. Selama waktu tersebut, mereka telah mengunjungi berbagai negara seperti Amerika, Eropa, Australia, dan Asia, dimana sistem transportasi publik di negara-negara tersebut sangat maju. Melihat kenyataan tersebut, Rian berbagi harapan, “Alhamdulillah, dalam tiga tahun terakhir, D’Masiv sudah tur ke Amerika, Eropa, Australia, dan Asia. Di sana, transportasi umumnya sangat bagus. Kadang kami bermimpi, bagaimana kalau di Indonesia—khususnya Jakarta—semua orang mulai terbiasa menggunakan transportasi umum? Pasti bisa mengurangi kemacetan di jalan.”

Melalui berbagai pengalaman dan perjalanan D’Masiv, Rian berharap dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih menghargai dan memanfaatkan transportasi umum sebagai solusi untuk mengatasi masalah kemacetan di Jakarta. Dengan adanya Halte Petukangan D’Masiv, ia berharap masyarakat dapat mengenali pentingnya transportasi umum dalam kehidupan sehari-hari, serta memicu diskusi yang lebih luas mengenai perkembangan infrastruktur transportasi di Indonesia.

Sebagai informasi tambahan, di bawah ini adalah beberapa poin yang menyoroti makna pembelian hak penamaan halte D’Masiv:

  1. Simbol Kesuksesan: Nama halte menandakan perjalanan panjang D’Masiv sejak awal karir musik mereka.
  2. Inspirasi bagi Generasi Muda: D’Masiv ingin mengajak anak-anak muda untuk lebih peduli dan menggunakan transportasi umum.
  3. Meningkatkan Kesadaran: Mendorong masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya transportasi umum dalam memperbaiki mobilitas di kota.

Dengan semangat ini, Rian dan D’Masiv berharap agar setiap orang dapat memahami betapa pentingnya keberadaan sistem transportasi yang baik, serta mendorong pertumbuhan sosial yang positif di tengah tantangan perkotaan. Rian berharap, dengan mengenali keberadaan Halte Petukangan D’Masiv, masyarakat tidak hanya melihatnya sebagai tempat transit, melainkan juga sebagai pengingat akan pentingnya menggunakan transportasi umum.

Exit mobile version