Rocket Lab USA Inc. mengambil langkah signifikan dalam dunia industri luar angkasa dengan mengumumkan kerja sama untuk memasok panel surya bagi Airbus Defence and Space. Kesepakatan ini bertujuan untuk mendukung fabrikasi 100 satelit milik Eutelsat Group dalam proyek pengembangan konstelasi satelit OneWeb yang ditargetkan dapat menyediakan akses internet global berkecepatan tinggi, terutama untuk daerah terpencil dan kurang terlayani.
Dalam perjanjian ini, Rocket Lab akan menyuplai 200 panel surya dengan efisiensi tinggi, termasuk substrat komposit karbon, sel surya, dan rakitan fotovoltaik. Proses produksi akan dilakukan di fasilitas khusus Rocket Lab yang terletak di Albuquerque, New Mexico, dengan luas mencapai 150.000 kaki persegi. Panel-panel ini dirancang untuk dapat memberikan daya sekitar 80 kilowatt (KW), yang cukup untuk mendukung daya 16 teleskop luar angkasa seukuran Hubble.
Brad Clevenger, Wakil Presiden Sistem Luar Angkasa di Rocket Lab, menyatakan antusiasmenya terkait kolaborasi ini. Ia menegaskan bahwa kerja sama dengan Airbus akan menghadirkan solusi teknologi canggih dan andal dalam upaya meningkatkan konektivitas global. “Kolaborasi ini akan melengkapi 100 satelit lagi dengan teknologi Rocket Lab,” ujarnya dalam keterangan pers resmi.
Kerja sama ini bukanlah yang pertama antara kedua perusahaan. Pada tahun 2021, Rocket Lab juga telah menyediakan 450 set panel surya untuk armada satelit OneWeb generasi pertama. Dengan adanya kontrak baru ini, Airbus diperkirakan akan memulai pembangunan gelombang pertama dari 100 satelit generasi berikutnya pada tahun 2026, dengan markas produksi yang terletak di Toulouse, Prancis.
Airbus Defence and Space sebelumnya telah menandatangani kontrak dengan Eutelsat pada Desember 2024 yang mencakup perluasan konstelasi OneWeb LEO. Eutelsat, yang terus mengandalkan Airbus sebagai mitra, sangat berharap bisa menghadirkan kesinambungan dan peningkatan layanan bagi pengguna saat ini serta di masa mendatang. “Kami berkomitmen untuk melanjutkan konstelasi OneWeb dengan sukses,” kata Alain Faure, Kepala Sistem Luar Angkasa di Airbus Defence and Space.
Tak hanya meningkatkan kapasitas, satelit-satelit baru yang sedang dalam tahap pengembangan ini juga diharapkan dapat memfasilitasi integrasi teknologi 5G. Dalam rencana ini, Eutelsat berambisi untuk menjadi salah satu operator utama dalam arsitektur teknologi multi-orbit yang mendukung konstelasi IRIS 2 yang direncanakan Eropa, yang akan memasuki layanan operasional pada tahun 2030.
Keterlibatan Rocket Lab dalam proyek ini menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan teknologi luar angkasa yang semakin maju, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan kapasitas orbit rendah Bumi. Dengan latar belakang percakapan industri saat ini yang berfokus pada penyediaan solusi internet cepat dan andal, kolaborasi ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan dalam perluasan akses digital di seluruh dunia.
Panel surya yang diproduksi oleh Rocket Lab tidak hanya akan memberi daya pada satelit yang berada di orbit rendah tetapi juga akan memungkinkan berbagai aplikasi teknologi di darat. Sebagai bagian dari inisiatif yang lebih besar, proyek pengembangan konstelasi satelit ini diharapkan dapat menarik minat sejumlah pihak terkait dan memberikan dorongan bagi inovasi dalam sektor teknologi luar angkasa.
Dengan tingginya minat dan permintaan untuk layanan internet di daerah-daerah yang sulit dijangkau, ekspansi dan pengembangan infrastruktur luar angkasa menjadi sangat krusial. Terlebih lagi, dengan teknologi yang terus mengalami evolusi, kolaborasi antara Rocket Lab dan Airbus ini menjadi contoh nyata bagaimana industry luar angkasa beradaptasi dengan kebutuhan zaman yang semakin dinamis.