Pengamat politik Rocky Gerung memberikan kritik tajam terhadap respons Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terkait tuntutan mahasiswa dan akademisi. Rocky menilai bahwa langkah Prabowo dalam mengonsolidasikan kekuasaan, terutama melalui reshuffle kabinet, masih jauh dari harapan publik. Pada kesempatan yang diunggah melalui YouTube, Rocky menegaskan bahwa hanya satu menteri yang di-reshuffle, sementara masih banyak menteri lain yang layak untuk diganti.
Fenomena ini terjadi di tengah gelombang gerakan yang dikenal dengan nama ‘Seruan Salemba Kedua’, yang diinisiasi oleh mahasiswa dan akademisi dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Gerakan ini merupakan suara kolektif yang mengungkapkan kegelisahan masyarakat terhadap lemahnya demokrasi, minimnya transparansi, serta kebijakan pemerintah yang dianggap tak berpihak kepada rakyat.
Menurut Rocky, ketidakseriusan Prabowo dalam merespons tuntutan tersebut menunjukkan bahwa pembersihan kabinet dari unsur lama tidak menjadi prioritas utama pemerintah saat ini. "Kalau kalangan akademis menganggap bahwa 13 tuntutan mahasiswa tidak diperhatikan oleh pemerintah, itu artinya pemerintah memang tidak menghendaki ada semacam pembersihan di dalam kabinet," tegasnya.
Perlu dicatat bahwa gerakan mahasiswa ini memiliki akar sejarah yang kuat dalam perjuangan demokrasi di Indonesia. Kampus-kampus seperti UI Salemba memiliki jejak panjang sebagai pusat reformasi politik dan pergerakan mahasiswa. Rocky menekankan bahwa situasi saat ini merupakan pengulangan dari sejarah, di mana generasi muda perlu mengingat pentingnya pertarungan ide dan gagasan untuk membersihkan Indonesia dimulai dari dalam kampus.
Adapun beberapa poin penting dari pandangan Rocky Gerung mengenai situasi saat ini adalah sebagai berikut:
- Reshuffle Kabinet yang Minim: Hanya satu menteri yang di-reshuffle, menunjukkan kurangnya respon terhadap kritik publik.
- Keterlibatan Akademisi dan Mahasiswa: ‘Seruan Salemba Kedua’ menggambarkan keinginan mahasiswa untuk keadilan serta transparansi dalam pemerintahan.
- Pentingnya Peran Intelektual: Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa suara intelektual memiliki peran penting dalam membangun gagasan dan kritik terhadap pemerintah.
- Pengulangan Sejarah: Gerakan mahasiswa saat ini merupakan pengingat bagi generasi muda akan pentingnya pergerakan dalam meraih keadilan.
Rocky juga menyatakan perlunya kontrol sosial yang berkembang menjadi kontrol intelektual sebagai respons terhadap pemerintah. Ia mengingatkan bahwa negeri ini dibangun oleh pikiran-pikiran kritis dari kalangan intelektual. "Negeri ini didirikan oleh para intelektual. Komponen oposisi dulu justru datang dari kalangan intelektual. Semua itu mengingatkan kita bahwa negeri ini pernah dihidupkan oleh pikiran-pikiran bermutu yang dihasilkan dari dalam kampus," ujarnya.
Dalam konteks ini, pergerakan mahasiswa dan akademisi dianggap sebagai momentum penting dalam mendorong pemerintah untuk lebih responsif terhadap tuntutan rakyat. Masyarakat luas kini menantikan bagaimana langkah Prabowo selanjutnya dalam merespons gelombang protes yang semakin membesar.
Dengan tekanan yang semakin kuat dari berbagai elemen masyarakat, terutama mahasiswa dan akademisi, Prabowo menghadapi tantangan besar dalam menavigasi situasi politik saat ini. Tangggapananya terhadap tuntutan tersebut bisa menjadi indikator sejauh mana pemerintah bersedia mendengarkan suara rakyat dan berkomitmen pada perbaikan tata kelola pemerintahan. Publik pun berharap agar dialog yang produktif dan konstruktif dapat terjadi antara pemerintah dan mahasiswa demi kemajuan demokrasi di Indonesia.