Kisruh mengenai hak cipta dalam industri musik Indonesia kembali memanas. Kasus yang melibatkan Agnez Mo dan komposer Ari Bias menjadi sorotan publik, namun ia bukanlah satu-satunya musisi yang terjebak dalam polemik serupa. Dari berbagai kasus yang telah terjadi, beberapa musisi dan band juga sempat mengalami masalah terkait penggunaan karya musik. Berikut adalah sejumlah nama yang juga terlibat dalam kisruh hak cipta:
-
Once dan Ahmad Dhani (Dewa 19)
Polemik antara Once dan Ahmad Dhani sebagai mantan rekan di Dewa 19 mulai mencuat setelah Ahmad Dhani mengeluhkan tingginya tarif penampilan Once. Dalam konser “Pesta Rakyat 30 Tahun Dewa 19”, Dhani menyebutkan bahwa Once menolak membawakan lagu-lagu Dewa 19, yang menjadi tanda kurangnya etika berkaitan dengan hak cipta. Dhani pun menyatakan bahwa ia melarang Once untuk membawakan lagu-lagu tersebut dalam penampilan komersialnya. -
Band Kotak dan Posan Tobing (Eks drummer Kotak)
Kisruh yang melibatkan band rock Kotak terjadi antara mereka dan mantan drummer, Posan Tobing. Posan mengklaim bahwa royalti yang ia terima tidak sesuai dengan kontribusinya terhadap lagu-lagu hits Kotak. Ketegangan ini mendorong Posan untuk membentuk band baru bernama Jasmerah bersama dua mantan personel lainnya. -
The Groove dan Rieka Roeslan
The Groove juga tidak lepas dari masalah hak cipta ketika mantan vokalis mereka, Rieka Roeslan, mengajukan permintaan untuk memperselisihkan penggunaan lagu-lagu hitsnya. Rieka merasa harus menjaga hak atas lagu-lagu yang masih sering dibawakan oleh The Groove. Skrip drama tersebut berlanjut ketika band menawarkan untuk memberikan sebagian dari pendapatan sebagai bentuk apresiasi, namun akhirnya gagal menyatukan kembali hubungan mereka. -
Stinky dan Endang Surahman Hartanto (Ndhank)
Mantan gitaris Stinky, Ndhank Surahman Hartanto, mengeluarkan somasi yang meminta agar mantan bandnya tidak lagi membawakan lagu-lagu ciptaannya. Sikap ini muncul meskipun bassist Stinky, Irwan Batara, mengaku tidak mengetahui adanya masalah dengan Ndhank. Ndhank menegaskan bahwa ia ingin hak cipta atas karya-karyanya dihargai. - Naff Band dan Ady (Eks Vokalis Naff)
Ady, mantan vokalis Naff, baru-baru ini melarang bandnya untuk membawakan lagu-lagu ciptaannya tanpa izin. Pernyataan tersebut disampaikannya melalui media sosial, menegaskan haknya sebagai pencipta lagu-lagu hits yang selama ini dinyanyikan oleh Naff. Ady berharap dengan tindakan ini, semua pihak bisa saling menghargai kekayaan intelektual.
Kasus-kasus di atas menegaskan pentingnya pengakuan terhadap hak cipta dalam industri musik, tidak hanya bagi para pencipta lagu tetapi juga bagi para pelaku seni lainnya. Banyak musisi yang merasa dirugikan dan berupaya menegakkan haknya untuk mendapatkan royalti yang sesuai. Polemik seperti ini perlu menjadi perhatian agar terjadi hubungan yang harmonis dan saling menghargai antar pelaku industri musik.
Dalam konteks global, isu hak cipta juga menjadi topik hangat, mencerminkan kebutuhan untuk melindungi karya kreatif dan menghargai kerja keras para pencipta musik. Hal ini juga menunjukkan bahwa pembahasan tentang hak cipta tidak hanya relevan di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Musisi diharapkan bisa mendapatkan solusi yang adil dan damai, demi kemajuan dan keberlanjutan industri musik yang mereka cintai.