Strategi Ampuh untuk Bertahan di Bisnis Kedai Kopi yang Ketat!

Industri kopi di Indonesia saat ini mengalami persaingan yang semakin ketat. Dengan munculnya berbagai merek baru dan perubahan tren yang cepat, pelaku bisnis kopi dituntut untuk dapat beradaptasi dan menemukan strategi yang tepat agar tetap bertahan dan berkembang. Salah satu merek kopi lokal yang berhasil menghadapi tantangan ini adalah Titik Koma, yang berbagi kiat-kiat penting dalam menjalankan bisnis kopi yang sukses di tengah persaingan yang sengit.

Melansir dari keterangan CEO dan co-founder Titik Koma, Andrew Prasetya Goenardi, salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemilik bisnis kopi adalah mencoba menyasar berbagai segmen pasar tanpa strategi yang jelas. Menurutnya, penting untuk mengenali pasar dengan baik dan menentukan segmen mana yang ingin dijangkau, apakah itu segmen premium, menengah, atau terjangkau. Dia mengingatkan bahwa industri kopi sangat beragam dan harus ada kejelasan mengenai posisi suatu brand.

Untuk membangun posisi yang solid di pasar, branding menjadi elemen yang tak kalah penting. Titik Koma menekankan bahwa memiliki branding yang kuat lebih penting daripada sekadar menjual kopi. Merek yang berdiri sejak 2016 ini berusaha menghadirkan pengalaman yang berkesan bagi pelanggan, mulai dari desain gerai, konsep pelayanan, hingga suasana yang nyaman untuk bekerja atau berkumpul. Titik Koma menyediakan tempat yang ideal untuk berbagai kebutuhan, mulai dari lokasi untuk bekerja dalam suasana tenang hingga ruang rapat privat untuk pertemuan bisnis.

Salah satu hal yang membedakan Titik Koma dari kompetitornya adalah fokus pada kualitas biji kopi. Andrew menyatakan bahwa mereka lebih memilih untuk membeli bahan baku berkualitas tinggi meski harus mengeluarkan biaya lebih, daripada merugikan rasa demi menekan biaya produksi. Selain itu, mereka juga tidak mudah tergoda untuk mengikuti tren minuman viral, karena mereka berpegang pada prinsip bahwa produk yang mereka jual harus dapat dinikmati dan sesuai dengan standar mereka.

Untuk memperluas jangkauan bisnis, Titik Koma memilih strategi franchise. Menurut Andrew, banyak merek kopi lokal gagal karena melakukan ekspansi yang terlalu cepat tanpa sistem yang kuat. Melalui franchise, Titik Koma dapat memperluas bisnis dengan modal yang lebih terdistribusi dan membantu mitra bisnis bergabung di bawah sistem yang telah teruji. Strategi ini memungkinkan kedua belah pihak—brand dan mitra franchise—untuk tumbuh dan berkembang bersama-sama.

Berikut adalah beberapa strategi yang perlu diperhatikan bagi pelaku bisnis kopi yang ingin bertahan di pasar yang kompetitif:

  1. Kenali Pasar: Tentukan segmen mana yang akan disasar dan fokus pada karakteristik spesifik dari kelompok tersebut.
  2. Fokus pada Branding: Ciptakan identitas merek yang kuat dengan desain yang menarik dan pengalaman pelanggan yang unik.
  3. Jaga Kualitas: Selalu prioritaskan kualitas bahan baku untuk menghasilkan produk yang memuaskan konsumen.
  4. Hindari Tren Sesaat: Pilih produk yang sesuai dengan visi dan misi brand, bukan sekadar mengikuti apa yang sedang viral.
  5. Manfaatkan Sistem Franchise: Pertimbangkan model franchise untuk memperluas jaringan bisnis dengan risiko yang lebih terkelola.

Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, pelaku bisnis kopi dapat meningkatkan peluang untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang kian ketat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang pasar dan fokus pada pengalaman pelanggan, bisnis kedai kopi tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga meraih keberhasilan yang lebih besar di masa depan.

Exit mobile version