Jumlah korban tewas akibat serangan teror yang melibatkan pembajakan kereta api di Pakistan terus bertambah. Menurut pernyataan resmi dari Juru Bicara Angkatan Darat Pakistan, Letnan Jenderal Ahmad Sharif Chaudhry, total korban tewas kini mencapai 31 orang. Pembajakan ini terjadi di wilayah pegunungan barat daya Balochistan dan merupakan salah satu serangan teroris paling mengerikan yang terjadi di negara tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
Rincian mengenai korban jiwa menunjukkan bahwa dari jumlah tersebut, 18 di antaranya adalah tentara yang sedang tidak bertugas. Sementara itu, tiga pekerja kereta api dan lima warga sipil juga menjadi bagian dari korban yang kehilangan nyawa dalam insiden ini. Lima tentara lainnya mengalami ajal mereka selama upaya operasi penyelamatan yang dilakukan oleh pasukan keamanan, di mana operasi tersebut juga mencatatkan jumlah 33 pemberontak yang tewas.
Serangan ini dilakukan oleh kelompok separatis yang dikenal sebagai Tentara Pembebasan Baloch (BLA) yang termasuk dalam daftar kelompok teroris. Kelompok ini mengklaim bertanggung jawab atas pembajakan Jaffar Express yang terjadi pada hari Selasa. Dalam aksi tersebut, mereka tidak hanya meledakkan rel kereta api tetapi juga berhasil menyandera penumpang selama lebih dari sehari di sebuah lokasi terpencil di Balochistan.
Dalam konferensi pers yang digelar di Islamabad, Jenderal Chaudhry mengungkapkan bahwa ada bukti yang menunjukkan semua tindakan terorisme di Pakistan dapat ditelusuri kembali ke Afghanistan. "Kami memiliki bukti bahwa semua kaitan dengan terorisme di Pakistan dapat ditelusuri kembali ke Afghanistan," katanya. Ia menambahkan bahwa militer telah melakukan penyelamatan yang berhasil membebaskan 354 sandera, di mana 37 di antaranya terluka, yang menunjukkan betapa seriusnya situasi yang dihadapi oleh para penumpang.
Adapun rincian lebih lanjut dari situasi ini meliputi:
- Jumlah Korban: Total 31 orang tewas, terdiri dari tentara, pekerja kereta, dan warga sipil.
- Pelaku: Tentara Pembebasan Baloch (BLA) mengklaim bertanggung jawab atas serangan.
- Operasi Penyelamatan: 354 sandera berhasil dibebaskan, dengan 37 di antara mereka mengalami luka-luka.
- Kontribusi Afghanistan: Jenderal Chaudhry menyatakan bahwa elemen teroris yang beroperasi di Balochistan sering kali memiliki koneksi langsung ke jaringan di Afghanistan.
- Reaksi Militer: Operasi pembersihan yang dilakukan berlangsung lebih dari 30 jam, berhasil menewaskan 33 pemberontak dan menghentikan pengepungan.
Jenderal Chaudhry juga menegaskan bahwa laporan yang menyebutkan bahwa BLA masih menahan beberapa sandera tidak memiliki dasar bukti yang kuat. Ia menyatakan bahwa pasukan militer telah berhasil menghentikan pengepungan dan mengatasi situasi secara efektif.
Tindakan tegas militer ini mencerminkan upaya berkelanjutan yang dilakukan oleh Pakistan untuk memerangi terorisme yang sering kali menyasar masyarakat sipil dan angkatan bersenjata. Jenderal Chaudhry juga mengecam pemerintah Afghanistan, menyebutkan bahwa serangan-serangan tersebut sering kali berakar dari elemen-elemen yang berbasis di wilayah negara itu, memperdalam ketegangan antara kedua negara.
Pembajakan kereta api ini muncul sebagai salah satu tragedi terbaru dalam rangkaian serangan teror yang telah mengguncang Pakistan dalam beberapa tahun terakhir. Pakar keamanan memperingatkan bahwa jika tidak ada langkah yang lebih komprehensif dan kolaboratif antara Pakistan dan Afghanistan, ancaman semacam ini mungkin akan terus berlanjut, mengancam keselamatan dan keamanan masyarakat.