Kasus virus misterius yang dikenal sebagai human metapneumovirus (hMPV) yang berasal dari China telah mencapai puncak tertinggi di Inggris. Virus ini menjadi perhatian khusus setelah data menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah pasien, terutama di kalangan lansia. Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), satu dari 20 pasien yang dirawat di rumah sakit untuk infeksi pernapasan dinyatakan positif terinfeksi hMPV per 13 Januari 2025. Angka ini menandai rekor musim dingin yang tertinggi, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan angka awal bulan Desember lalu.
Kekhawatiran terhadap penyebaran hMPV semakin meningkat setelah munculnya rekaman dari rumah sakit di China yang menunjukkan kerumunan orang tua bermasker yang menggendong anak kecil. Laporan tersebut menimbulkan rasa cemas mengenai potensi efek buruk dari virus ini, terutama bagi kelompok rentan. Laporan dari Daily Mail mengindikasikan bahwa sekitar tujuh persen anak kecil yang diperiksa di sarana kesehatan positif hMPV.
Dalam analisis yang lebih mendalam, UKHSA mencatat lonjakan kasus di kalangan lanjut usia. Sekitar 7,3 persen dari pasien berusia di atas 80 tahun yang diuji positif terkena virus tersebut, angka ini meningkat signifikan dari 3,4 persen pada pertengahan Desember. Begitu pula, untuk pasien berusia 65 hingga 79 tahun, terdapat peningkatan kasus positif menjadi 5,6 persen, dibandingkan dengan 3,4 persen di bulan sebelumnya. Meskipun angka positif di seluruh kelompok usia terendah sepanjang musim ini, yaitu 4,9 persen, masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan 10,7 persen yang dicatat pada tahun 2021.
hMPV umumnya menyebabkan penyakit ringan, tetapi dapat berisiko serius bagi orang tua, bayi, dan individu dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Virus ini dapat memicu komplikasi serius, seperti pneumonia, dan meningkatkan risiko serangan jantung akibat tekanan berlebih pada tubuh.
Gejala dari infeksi hMPV mirip dengan flu ringan, meliputi batuk, hidung meler atau tersumbat, sakit tenggorokan, serta demam. Biasanya, gejala ini berlangsung selama sekitar lima hari. Virus ini menyebar melalui droplet kecil yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi ketika berbicara, bernapas, bersin, atau batuk. Transmisi juga dapat terjadi jika seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi lalu menyentuh wajah atau mulut mereka. Menariknya, individu yang terinfeksi hMPV juga dapat menularkan virus meskipun tidak menunjukkan gejala.
Pencegahan penyebaran virus ini menjadi sangat penting. Masyarakat diimbau untuk mencuci tangan secara teratur, menjaga ventilasi yang baik di dalam ruangan, serta menghindari kontak dekat dengan orang lain saat terinfeksi. Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa hMPV telah beredar sejak 2001, namun diduga telah ada sejak lama sebelum identifikasi resmi dilakukan, dan saat ini belum ada vaksin atau terapi khusus yang tersedia.
Dr. Conall Watson, Konsultan Epidemiologi di UKHSA, menekankan pentingnya menjaga keamanan diri dan orang lain dengan mengurangi kontak jika mengalami gejala seperti demam, batuk, atau kelelahan. Dia juga menyarankan penggunaan masker untuk mereka yang harus keluar rumah saat menunjukkan gejala infeksi.
Sebagai langkah proaktif, mereka yang berisiko tinggi, termasuk orang tua dan mereka dengan kondisi kesehatan sebelumnya, disarankan untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda infeksi yang lebih serius. Situasi hMPV ini juga menyiratkan darurat kesehatan masyarakat yang lebih luas, di mana penting untuk terus memantau dan merespons tren penyebaran virus di masa mendatang.