Banjir merupakan fenomena alam yang sering terjadi di berbagai wilayah, terutama saat musim hujan. Dampak dari bencana ini tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga membawa konsekuensi serius bagi kesehatan masyarakat. Genangan air yang tercemar, sanitasi buruk, dan akses terbatas terhadap air bersih memicu peningkatan risiko berbagai penyakit. Berikut adalah sepuluh dampak banjir yang perlu diwaspadai.
-
Leptospirosis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya berasal dari urine hewan, terutama tikus. Air yang terkontaminasi dapat membawa bakteri ini, yang bisa masuk ke tubuh manusia melalui luka atau selaput lendir. Gejala yang muncul bisa sangat mengganggu kesehatan, mulai dari demam tinggi hingga gangguan organ yang serius. -
Diare
Genangan air banjir yang terkontaminasi tidak hanya mencemari sumber makanan, tetapi juga dapat terinfeksi oleh bakteri yang menyebabkan diare. Penggunaan peralatan makan yang tidak higienis setelah banjir juga memperbesar kemungkinan penyebaran penyakit ini. -
Tifus
Penyakit demam tifoid atau tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyebaran bakteri ini melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, membuat kesehatan masyarakat terancam. Gejala tifus termasuk sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dan demam yang berlangsung lama. -
Infeksi kulit
Paparan air banjir yang kotor dapat menimbulkan berbagai infeksi kulit. Dermatitis dan infeksi jamur adalah beberapa contoh penyakit yang bisa muncul. Kondisi kulit yang lembap dan terpapar patogen dari air tercemar meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. -
Demam berdarah dengue (DBD)
Setelah banjir, nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor penyebar DBD, berkembang biak di genangan air. Penyakit ini dapat menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi, dan bahkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. -
Malaria
Nyamuk Anopheles juga berkembang biak di genangan air yang muncul akibat banjir, meningkatkan risiko penularan malaria. Penyakit ini ditandai dengan demam berkala, menggigil, dan kelelahan yang parah. -
Hepatitis A
Virus Hepatitis A dapat menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi setelah terjadinya banjir. Penyakit ini menyerang hati dan gejalanya meliputi mual, nyeri perut, dan kulit serta mata yang menguning. -
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Lingkungan yang lembab dan penuh polusi akibat banjir meningkatkan risiko terkena ISPA. Infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri ini jika tidak ditangani dengan cepat, dapat berlanjut menjadi pneumonia yang serius. -
Konjungtivitis
Paparan air banjir yang kotor dapat menyebabkan infeksi pada mata, yang dikenal sebagai konjungtivitis. Gejala yang umumnya muncul adalah mata merah, gatal, dan berair akibat dari infeksi bakteri atau virus. - Masalah mental
Tak hanya kesehatan fisik yang terpengaruh oleh banjir, tetapi juga kesehatan mental. Stres, kecemasan, dan trauma adalah beberapa jenis gangguan psikologis yang dialami oleh para korban, terutama bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal, harta benda, atau bahkan orang-orang terkasih.
Di tengah bencana banjir, menjaga kebersihan diri menjadi sangat penting. Masyarakat disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan air banjir dan memastikan bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi adalah aman. Kesadaran akan dampak banjir terhadap kesehatan dapat membantu meminimalisir risiko penularan berbagai penyakit. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.