Waspada Daging Berformalin! Simak Cara Memilih Makanan Aman

Saat bulan Ramadan, permintaan daging di pasar mengalami lonjakan yang signifikan. Namun, di tengah tingginya kebutuhan ini, masyarakat harus lebih waspada terhadap kemungkinan adanya daging berformalin yang dijual oleh pedagang nakal. Formalin merupakan zat berbahaya yang biasanya digunakan untuk mengawetkan daging agar tampak segar lebih lama. Namun, senyawa ini sangat toksik dan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti keracunan dan risiko penyakit serius jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Berdasarkan penelitian, daging yang diawetkan dengan formalin tidak hanya ditemukan pada daging ayam, tetapi juga dapat terdapat pada daging sapi, kambing, ikan, bahkan tahu dan mie basah. Agar masyarakat tidak tertipu, berikut adalah beberapa tanda untuk mengenali daging berformalin:

  1. Tekstur Kencang dan Padat: Daging berformalin cenderung terasa keras dan kaku, berbeda dengan daging segar yang biasanya kenyal.
  2. Tidak Dihinggapi Lalat: Bau menyengat dari formalin cenderung mengusir lalat, sehingga daging tampak bersih tanpa serangga.
  3. Warna Pucat: Daging sapi segar berwarna merah alami, sementara daging ayam seharusnya berwarna putih kekuningan. Waspadai jika warnanya pucat atau keabu-abuan.
  4. Aroma Menyengat: Daging segar memiliki bau khas, sedangkan daging berformalin mengeluarkan aroma seperti bahan kimia.

Untuk membantu masyarakat memilih daging dan makanan yang aman, berikut adalah cara-cara memilih makanan bebas formalin yang dapat diikuti:

Cara Memilih Daging Segar

Cara Memilih Ikan Segar

Cara Memilih Tahu dan Makanan Olahan

Cara Memilih Mie Basah

Dengan meningkatnya permintaan daging di bulan puasa, masyarakat perlu lebih selektif dalam memilih makanan. Mengenali ciri-ciri daging dan bahan makanan berformalin sangat penting untuk menjaga kesehatan keluarga. Keamanan pangan harus menjadi prioritas, dan dengan memahami cara memilih yang tepat, kita dapat memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi aman dan sehat. Sebagai konsumen yang cerdas, edukasi tentang bahaya formalin semakin diperlukan agar tidak tertipu oleh praktik penjualan yang tidak bertanggung jawab.

Exit mobile version