4 Faktor Penyebab Lonjakan Pengguna Rokok Elektrik, Sehatkah?

Dalam dekade terakhir, jumlah pengguna rokok elektrik atau vape di Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan. Menurut data dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021, pengguna rokok elektrik meningkat dari 480 ribu orang pada tahun 2011 menjadi 6,6 juta orang pada tahun 2021. Berdasarkan laporan Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), industri rokok elektrik juga berhasil menciptakan antara 150.000 hingga 200.000 lapangan kerja pada tahun 2023, mencakup sektor manufaktur, distribusi, dan ritel. Peningkatan ini tentunya tidak lepas dari beberapa faktor yang menarik perhatian masyarakat, terutama di kalangan anak muda.

Salah satu faktor utama yang membuat rokok elektrik semakin digemari adalah anggapan bahwa vape lebih sehat dibandingkan rokok konvensional. Rokok elektrik tidak melalui proses pembakaran seperti yang terjadi pada rokok biasa. Hal ini membuatnya bebas dari tar, substansi berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran tembakau. Penelitian yang dilakukan oleh Health England menyebutkan bahwa risikonya jauh lebih rendah, dengan kemungkinan bahaya kesehatan dari rokok elektrik hanya sekitar 5 persen dibandingkan dengan rokok konvensional. Harold Hutabarat, Commercial Director di PT Delta Sukses Teknologi, menjelaskan bahwa banyak orang beralih ke rokok elektrik karena merasa risikonya lebih kecil, meskipun tetap disarankan untuk berhenti merokok sepenuhnya mengingat baik vape maupun rokok konvensional memiliki potensi risiko kesehatan, termasuk kanker paru-paru.

Kemudian, rokok elektrik juga telah menjadi bagian dari tren gaya hidup modern, terutama di kalangan remaja dan kaum muda. Dalam pandangan banyak orang, menggunakan vape dianggap lebih “keren” dan modern. Ada banyak variasi rasa yang ditawarkan oleh rokok elektrik, sehingga menarik minat pengguna baru untuk mencoba. Banyak pengguna merasa bahwa vape menawarkan pengalaman yang lebih menyenangkan dibandingkan merokok tembakau yang meninggalkan bau menyengat pada pakaian dan tubuh. Hal ini menjadikan vape bukan hanya sekadar alternatif, tetapi juga bagian dari identitas sosial bagi sebagian orang.

Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan pengguna rokok elektrik adalah inovasi dalam desain dan teknologi. Industri vape saat ini menawarkan beragam pilihan bentuk, mulai dari pod system hingga vape sekali pakai, dan menggunakan material yang lebih ramah lingkungan seperti plastik dan logam yang dapat digunakan berkali-kali. Inovasi teknologi dalam membuat perangkat yang lebih efisien dan berfungsi dengan baik sangat menarik bagi konsumen. Contohnya, produk DJOY dari PT Delta Sukses Teknologi menggabungkan desain modern dengan teknologi terkini untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan nyaman.

Regulasi ketat juga memainkan peran penting dalam perkembangan industri rokok elektrik. PT Delta Sukses Teknologi, misalnya, berkomitmen untuk menciptakan ekosistem yang lebih bertanggung jawab dengan mematuhi regulasi yang ditetapkan dan berinovasi dalam produk. Harold Hutabarat menyatakan pentingnya regulasi yang jelas dan edukasi kepada konsumen untuk memastikan pertumbuhan industri vape yang berkelanjutan. Hal ini menciptakan kepercayaan bagi konsumen bahwa produk yang mereka konsumsi memiliki standar kualitas tinggi.

Seiring dengan pertumbuhan pengguna rokok elektrik, penting untuk menyadari bahwa meskipun dianggap lebih sehat, penggunaan vape tetap memiliki risiko tersendiri. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik mengenai rokok elektrik dan implikasinya bagi kesehatan masyarakat menjadi krusial. Migrasi dari rokok konvensional ke vape mungkin menunjukkan upaya untuk mengurangi risiko kesehatan, namun kesadaran akan bahaya yang masih ada sangat diperlukan agar masyarakat dapat membuat pilihan yang lebih baik mengenai kesehatan mereka.

Exit mobile version