Banjir di wilayah Jabodetabek, yang meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, kembali mengancam masyarakat. Seiring dengan meningkatnya intensitas hujan dan curah hujan yang tinggi, pemerintah melalui Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) berupaya maksimal untuk mengatasi situasi darurat ini dengan menambah unsur kekuatan dari Bandung. Langkah ini diambil untuk mempercepat penanganan dan evakuasi bagi warga yang terdampak bencana banjir.
Kepala Basarnas, Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, menegaskan bahwa penambahan unsur dari Bandung merupakan bagian dari upaya koordinasi yang baik dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ia menjelaskan, “Basarnas sebagai kekuatan di bawah koordinasi BNPB, kita sudah mengeluarkan unsur-unsur baik yang ada di Jakarta maupun perkuatan yang ada di Bandung, jadi kita sifatnya perbantuan,” ungkapnya. Pernyataan ini dikeluarkan dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 4 Maret 2025.
Tidak hanya menyalurkan bantuan personel, Basarnas juga telah menerjunkan drone untuk melakukan pemantauan wilayah yang terdampak. Dengan penggunaan teknologi ini, Basarnas berharap dapat mengidentifikasi lokasi-lokasi yang membutuhkan bantuan segera. “Kita mengerahkan mulai dari unsur kita menggunakan drone, juga dengan unsur-unsur yang ada di darat,” tambah Syafii, yang menunjukkan pentingnya teknologi dalam mengoptimalkan proses evakuasi.
Berdasarkan laporan, Basarnas sebelumnya telah menerjunkan Kepala Search and Rescue (SAR) di masing-masing daerah untuk melakukan tindakan responsif di lapangan. Syafii memastikan bahwa tim SAR sudah aktif bekerja untuk mengevakuasi warga yang terjebak di area banjir. “Sebenarnya yang sudah di lapangan sudah ada, ada yang namanya saya selaku KaBasarnas kemudian di lapangan ada KaKansar dan mereka sudah bekerja di lapangan,” ujarnya.
Dalam situasi darurat seperti ini, kolaborasi antarlembaga menjadi sangat krusial. Basarnas tidak bekerja sendiri, melainkan bersinergi dengan para relawan dan berbagai instansi lainnya, sehingga upaya penanganan bencana dapat dilakukan secara lebih efisien. Beberapa langkah konkret yang dilakukan oleh Basarnas dalam menangani banjir di Jabodetabek antara lain:
1. Penambahan unsur dari Bandung untuk mendukung evakuasi di Jabodetabek.
2. Penyiapan tim SAR di lapangan yang sudah beroperasi sejak awal banjir.
3. Pemanfaatan teknologi drone untuk pemantauan wilayah terdampak banjir.
4. Penanganan di sembilan titik koordinasi yang sangat membutuhkan evakuasi.
5. Penyediaan layanan call center untuk menerima laporan warga yang memerlukan bantuan.
Basarnas optimis bahwa melalui kerja sama yang baik dan pemanfaatan berbagai sumber daya, proses evakuasi dapat berjalan lancar dan masyarakat yang terdampak dapat segera mendapatkan pertolongan yang diperlukan. Syafii juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi instruksi dari petugas di lapangan.
Dengan kondisi cuaca yang masih tidak menentu, pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat mempersiapkan langkah mitigasi jangka panjang untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan. Penanganan bencana yang cepat dan tepat menjadi kunci untuk menyelamatkan jiwa dan harta benda masyarakat di Jabodetabek. Melalui upaya kolektif ini, Basarnas menunjukkan komitmen mereka dalam melayani masyarakat yang tengah menghadapi kesulitan akibat bencana alam.