Banjir Kudus Meluas, Cuaca Ekstrem Ancaman di Jawa Tengah

Banjir yang melanda Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami perluasan dampak yang signifikan akibat cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di wilayah tersebut. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Minggu, 26 Januari 2025, diperkirakan akan ada hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir. BMKG memperingatkan 23 daerah di Jawa Tengah, termasuk Kudus, untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Pagi hari, cuaca di Jawa Tengah terpantau berawan, tetapi menjelang siang hingga sore, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diperkirakan akan mengguyur secara merata. Sejumlah daerah berisiko mengalami cuaca ekstrem, terutama di wilayah pegunungan dan dataran tinggi. Prakirawan BMKG, Arif N, menyatakan bahwa masyarakat di kawasan tersebut harus mempertimbangkan potensi ancaman bencana yang mengintai.

Dalam pantauan citra satelit, daerah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada hari itu mencakup:

1. Cilacap
2. Purwokerto
3. Purbalingga
4. Banjarnegara
5. Kebumen
6. Purworejo
7. Wonosobo
8. Mungkid
9. Boyolali
10. Pati
11. Kudus
12. Jepara
13. Demak
14. Ungaran
15. Temanggung
16. Kajen
17. Slawi
18. Magelang
19. Salatiga
20. Bumiayu
21. Majenang
22. Ambarawa

Sementara itu, hujan dengan intensitas lebih ringan berpotensi mengguyur daerah-daerah seperti Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, dan sejumlah kota lainnya. Dalam kondisi tersebut, kecepatan angin diperkirakan berkisar antara 3-25 kilometer per jam, dengan suhu udara mencapai 19-32 derajat Celsius dan kelembaban 60-95 persen.

Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Ahmad Munaji, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di Kudus disebabkan oleh meluapnya Sungai Wulan dan curah hujan yang tinggi. Sebanyak 4.638 warga di enam desa terkena dampak banjir, sementara 1.253 rumah dilaporkan terdampak, dengan 225 rumah di antaranya terendam air. Selain itu, sebanyak 283 hektare sawah juga terkena dampak banjir.

Meskipun saat ini baru terdata sekitar 88 jiwa yang mengungsi, Pemerintah Kabupaten Kudus tetap meningkatkan kesiagaan untuk mengatasi permasalahan ini. Mereka melakukan pengoptimalan kolam retensi guna mengurangi potensi banjir di masa mendatang.

“Kami berharap banjir segera surut, namun melihat kondisi cuaca di Kudus yang masih berpotensi ekstrem, kami khawatir situasi dapat semakin meluas,” ungkap Ahmad Munaji. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mematuhi arahan dari pihak berwenang.

Situasi di Kudus ini menyoroti pentingnya kesiapan masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi bencana alam. Dengan adanya informasi cuaca terkini dan respons cepat dari instansi terkait, diharapkan dampak dari bencana dapat diminimalisir. Selain itu, upaya mitigasi dan penanganan bencana dengan membangun infrastruktur yang berfungsi secara efektif untuk mengatasi masalah banjir akan sangat diperlukan dalam menghadapi cuaca ekstrem yang kerap melanda wilayah ini.

Exit mobile version