Rian D’Masiv, vokalis dari grup band terkenal Indonesia, D’Masiv, baru-baru ini mengumumkan dengan bangga bahwa grupnya telah membeli hak penamaan untuk Halte Transjakarta yang terletak di kawasan Petukangan Utara, Jakarta Selatan. Pembelian ini merupakan bagian dari perayaan 22 tahun perjalanan musik D’Masiv dan menjadi tonggak bersejarah bagi band yang telah berkiprah di industri musik Indonesia sejak 2003.
Halte yang sebelumnya dikenal sebagai Halte Petukangan kini akan resmi berganti nama menjadi Halte Petukangan D’Masiv. Pengumuman resmi tentang perubahan nama ini disampaikan oleh pihak Transjakarta melalui akun media sosial mereka pada tanggal 3 Maret 2025. Dalam keterangannya, Transjakarta menyatakan, “Di hari ulang tahunnya yang ke-22, grup band D’Masiv resmi membeli hak penamaan Halte BRT Petukangan D’Masiv.”
Rian menjelaskan bahwa keputusan untuk membeli nama halte tidak hanya bersifat komersial, tetapi juga dipenuhi dengan kenangan emosional. “16 tahun lalu, setelah berlatih di Blewah Studio Petukangan, kami masih duduk di kelas 2 SMA, dan motor Supra X yang mengantar kami. Petukangan menjadi daerah yang penuh kenangan bagi kami, itulah mengapa kami memutuskan untuk membeli hak penamaan halte ini,” terangnya penuh rasa nostalgia.
Keputusan tersebut mencerminkan kedekatan emosional D’Masiv dengan kawasan Petukangan, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan karier mereka. Rian mengakui bahwa perasaan tersentuhnya akan tempat tersebut mendorong mereka untuk menjadikannya lebih dari sekadar tempat berlatih musik.
Diantara berbagai komentar yang ada, Rian juga menyisipkan candaan mengenai tim sepak bola kesayangannya, Manchester United, dengan menyatakan, “22 tahun D’Masiv beli halte ternyata lebih masuk akal daripada nungguin MU menang.” Ucapan ini disambut dengan tawa dari penggemar dan pengikutnya, menunjukkan bahwa meskipun mereka serius menghargai kenangan, selalu ada ruang untuk humor.
Langkah ini menunjukkan bahwa D’Masiv tidak hanya ingin dikenang melalui lagu-lagu mereka, tetapi juga ingin meninggalkan jejak di tempat yang memiliki arti penting dalam sejarah mereka. Dengan resmi mengubah nama halte menjadi Halte Petukangan D’Masiv, grup ini semakin mengukuhkan kehadirannya di dunia musik Indonesia dan menunjukkan cinta mereka terhadap tempat asal mereka.
Inisiatif ini ternyata menarik perhatian banyak pihak, termasuk penggemar D’Masiv yang menilai langkah tersebut sebagai langkah yang luarbiasa. Petukangan, sebagai tempat bersejarah bagi D’Masiv, menjadi bukti bahwa kawasan tersebut bukan hanya sekadar titik transit bagi penumpang Transjakarta, tetapi juga merupakan tempat yang sarat akan kenangan bagi para pegiat seni.
Proses pembelian hak penamaan ini juga menjadi contoh yang baik dalam dunia bisnis dan marketing, terutama bagi brand atau individu yang memiliki ikatan kuat dengan tempat tertentu. Ini membuka peluang bagi artist dan grup musik lain untuk melakukan hal serupa dan memperkuat keterikatan dengan komunitas mereka.
D’Masiv yang dikenal dengan lagu-lagu mereka yang menyentuh hati, kini telah merambah ke ranah yang lebih luas dengan cara yang inovatif. Keputusan membeli nama halte ini tidak hanya membuat mereka dikenang lebih dalam, tetapi juga memberi inspirasi bagi banyak orang untuk mencintai tempat asal mereka dan mengenang masa lalu dengan cara yang positif.
Dengan langkah ini, D’Masiv tidak saja memberi warna baru pada transportasi publik, tetapi juga menciptakan ikatan yang lebih kuat antara seniman dan penggemar, melalui berbagai pengalaman yang telah dilalui di kawasan Petukangan. Hal ini menjadi sebuah pernyataan bahwa musik dan tempat tinggal bisa saling melengkapi dan memberi makna yang lebih dalam bagi kehidupan.