Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat baru saja merilis penilaian baru mengenai asal usul virus Covid-19, yang menyimpulkan bahwa kemungkinan virus tersebut berasal dari kebocoran laboratorium di China lebih besar dibandingkan dengan teori penyebaran alami melalui hewan. Penilaian tersebut dikeluarkan pada hari Sabtu setelah melakukan analisis baru terhadap intelijen yang ada. Meskipun dengan tingkat keyakinan yang rendah, CIA menyatakan bahwa kemungkinan kedua skenario tersebut masih terbuka untuk dipertimbangkan.
Pernyataan ini datang setelah pelantikan John Ratcliffe sebagai direktur CIA. Ratcliffe, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur intelijen nasional, mengklaim bahwa dari hari pertama masa jabatannya, investigasi terhadap asal usul Covid-19 menjadi prioritas utama. Dalam wawancara, ia menegaskan keyakinannya bahwa kemungkinan virus Covid-19 adalah hasil kebocoran dari Institut Virologi Wuhan, yang terletak tidak jauh dari lokasi pertama kali virus ini terdeteksi.
Sejumlah pejabat Amerika lainnya juga berbagi pandangan yang sama. Senator Republik Tom Cotton dari Arkansas, menyambut baik pengungkapan terbaru ini dan menyatakan bahwa penjelasan mengenai kebocoran laboratorium kini tampak lebih masuk akal. Ia juga mendesak agar Tiongkok diminta untuk bertanggung jawab atas dampak pandemi yang telah menyebabkan jutaan kematian di seluruh dunia.
Di sisi lain, Kedutaan Besar China di Washington mengabaikan isu ini dan sebelumnya juga menolak semua dugaan bahwa virus tersebut berasal dari kebocoran laboratorium, mengklaim segala spekulasi tersebut bermotif politik. Memang, banyak institusi di Amerika, seperti Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Energi, mendukung pandangan yang mengarah pada kebocoran laboratorium, meskipun dengan tingkat keyakinan yang berbeda.
Berbagai badan intelijen dan pakar kesehatan masyarakat telah mengemukakan bahwa mayoritas masih cenderung percaya bahwa virus Covid-19 berasal dari sumber alami. Mereka mengacu pada fakta bahwa kasus pertama terdeteksi di Wuhan, dekat dengan populasi kelelawar yang merupakan penyebar virus mirip SARS. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa data yang tersedia menunjukkan bahwa virus tersebut kemungkinan besar berasal dari hewan, menolak klaim bahwa virus ini adalah produk buatan laboratorium.
1. CIA menyimpulkan kemungkinan kebocoran laboratorium lebih besar setelah analisis intelijen.
2. John Ratcliffe mengklaim kebocoran dari Institut Virologi Wuhan sebagai asal-usul yang paling mungkin.
3. Senator Tom Cotton mendesak Tiongkok untuk bertanggung jawab atas pandemi.
4. China menolak semua tuduhan dan menyatakan spekulasi sebagai politik.
5. WHO dan banyak ilmuwan mendukung teori asal-usul alami virus.
Kasus pertama Covid-19 diketahui pada bulan Desember 2019 di Wuhan, dan sejak itu, virus ini telah menyebar ke seluruh dunia, merenggut lebih dari 337 juta nyawa. Penelitian mengenai asal usul virus ini masih berlangsung dan menjadi suatu fokus utama dalam dunia kesehatan global, termasuk bagi lembaga-lembaga pemerintahan dan ilmuwan yang terlibat dalam studi pandemi.
Keberadaan badan-badan intelijen yang mendukung teori kebocoran laboratorium menunjukan adanya perdebatan yang kompleks di kalangan pakar kesehatan, pemerintah, dan publik mengenai asal-usul virus ini. Dengan bukti dan analisis yang terus berkembang, isu ini tetap menjadi sorotan di media global. Sementara itu, masyarakat dunia menunggu transparansi lebih lanjut dari pihak-pihak yang terlibat, untuk memahami lebih baik bagaimana pandemi ini dapat terjadi dan mencegah insiden serupa di masa depan.