Deteksi dini kanker menjadi salah satu isu penting dalam kesehatan masyarakat lima tahun terakhir. Dalam kerangka ini, Pemerintah Indonesia secara aktif mengkampanyekan perlunya skrining kanker untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa mayoritas pasien kanker baru memeriksakan diri ketika penyakit telah memasuki stadium lanjut. Hal ini berimplikasi pada rendahnya tingkat kesembuhan dan tingginya angka kematian akibat kanker.
Berdasarkan informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Cancer Society pada tahun 2023, diperkirakan sekitar 30-50% dari berbagai jenis kanker dapat dicegah. Kanker yang terdeteksi pada tahap dini memiliki prospek penyembuhan yang lebih baik dibandingkan dengan kanker yang diidentifikasi pada stadium lanjut. Ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran masyarakat tentang deteksi dini untuk memerangi penyakit ini.
Edukasi dan sosialisasi kesadaran kanker (cancer awareness) telah dilakukan secara berkelanjutan hingga ke tingkat desa. Salah satu contoh kegiatan edukasi terbaru diadakan di Gedung Serbaguna Kantor Desa Parungmulya, Karawang, pada tanggal 26 Februari 2025. Acara tersebut, yang diselenggarakan oleh PERURI, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kanker serta mendukung upaya pencegahan dan deteksi dini.
Dalam acara tersebut, Dr. Popy Herawati mengajak masyarakat untuk lebih melek informasi mengenai kanker serviks dan kanker payudara yang berisiko dialami oleh wanita. Ia menegaskan bahwa pemahaman tentang faktor risiko, gejala, dan langkah-langkah pencegahan merupakan kunci utama dalam mencegah kanker.
“Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat mengambil tindakan proaktif untuk melindungi kesehatan,” ujar dr. Popy Herawati. Pernyataan ini mencerminkan pentingnya edukasi kesehatan sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat dalam menghadapi ancaman kanker.
Sementara itu, Tati Suryati, tenaga kesehatan dari Puskesmas Ciampel, memaparkan gambaran umum kasus kanker di daerahnya berdasarkan data yang tersedia. Ia menekankan pentingnya pemahaman tentang kondisi kanker dalam konteks lokal. Misalnya, faktor risiko lingkungan, gaya hidup, dan kebiasaan masyarakat setempat berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit ini.
Dalam pernyataannya, Tati menyebutkan, “Pola penyebaran kasus kanker di Ciampel harus dipahami, termasuk risiko lokal seperti paparan zat kimia dari industri, pola makan yang tidak sehat, dan kebiasaan merokok. Kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan melalui pemeriksaan dini dan penghapusan stigma terhadap kanker.” Dengan pengetahuan ini, strategi pencegahan dan penanganan kanker dapat lebih efektif.
Dalam konteks ini, Kepala Puskesmas Ciampel menyatakan komitmen puskesmas untuk mendukung edukasi kesehatan sebagai bagian penting dari upaya pencegahan kanker. Kegiatan edukasi tidak hanya terbatas pada seminar, tetapi juga meliputi pemeriksaan kesehatan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini.
Di sisi lain, Dawam, Penanggung Jawab TJSL PERURI, mengungkapkan bahwa program edukasi ini merupakan bagian dari komitmen tim untuk memberikan kontribusi nyata, terutama dalam bidang kesehatan. Ia berharap melalui sosialisasi ini, masyarakat semakin memahami pentingnya deteksi dini kanker dan menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit ini sejak dini.
Menjadi jelas bahwa deteksi dini kanker adalah langkah fundamental dalam meningkatkan peluang kesembuhan dan mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh penyakit mematikan ini. Dengan peningkatan kesadaran serta pemahaman faktor risiko dan langkah-langkah pencegahan, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan mereka sendiri, serta keluarga dan komunitas di sekitarnya. Agar upaya ini lebih efektif, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh.