Sepenting Apa Sih Baca Label Nutrisi di Kemasan Pangan?

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Taruna Ikrar, menekankan pentingnya kebiasaan membaca label nutrisi yang tertera pada kemasan produk pangan. Meskipun terlihat sepele, tindakan ini merupakan langkah krusial untuk memelihara kesehatan tubuh. “Ketiga hal itu sangat penting untuk dipahami sehingga saat dikonsumsi kita bisa mengatur sesuai kebutuhan. Tidak lebih atau kurang,” ujar Taruna dalam acara detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’ yang diselenggarakan pada tanggal 28 Februari 2025.

Label nutrisi menyediakan informasi mengenai komposisi dan takaran gizi makanan. Dengan memahami informasi tersebut, konsumen dapat menyesuaikan pilihan makanan berdasarkan kebutuhan nutrisi masing-masing. Selain nilai gizi, kemasan produk pangan juga wajib mencantumkan nomor izin edar dan tanggal kadaluarsa, yang sangat penting untuk menghindari risiko kesehatan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa kebiasaan membaca label dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan. “Seseorang yang tidak membaca kemasan pangan berisiko tinggi mengonsumsi makanan kedaluwarsa yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti mual, muntah, diare, bahkan meningkatkan risiko kanker,” jelas dr Nadia.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kontrol terhadap asupan gula, garam, dan lemak (GGL) sehingga tidak berlebihan. Konsumsi berlebih dari bahan-bahan ini berhubungan dengan meningkatnya kejadian penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, hingga gangguan jantung. Kementerian Kesehatan memberikan pedoman bahwa batasan konsumsi gula, garam, dan lemak perlu diperhatikan oleh setiap individu agar terhindar dari risiko kesehatan.

Berbagai data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan tren yang mengkhawatirkan terkait masalah kesehatan yang disebabkan oleh pola makan. Kasus obesitas pada penduduk usia 18 tahun meningkat dari 35,4 persen pada tahun 2018 menjadi 37,8 persen pada tahun 2023. Sementara itu, prevalensi diabetes pada penduduk di atas usia 15 tahun juga mengalami peningkatan menjadi 11,7 persen di tahun 2023. Hipertensi juga cukup tinggi, dengan prevalensi mencapai 30,8 persen.

Kebiasaan membaca label nutrisi penting terutama bagi orang tua yang memilih produk susu untuk anak mereka. R&D Director Tempo Scan Group, Linda Lukitasari, menjelaskan bahwa orang tua perlu mengenali nutrisi yang dibutuhkan anak, terutama dalam masa pertumbuhan. “Ada banyak jenis susu yang beredar, dan penting bagi orang tua untuk memilih produk yang tepat sesuai kebutuhan,” tutur Linda. BPOM RI telah menetapkan standar komposisi untuk susu pertumbuhan anak, mencakup makronutrien seperti protein, karbohidrat, lemak, dan gula, serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral.

Linda menekankan perlunya orang tua memahami label nutrisi untuk memastikan bahwa susu yang diberikan sesuai dengan kebutuhan gizi mereka. “Label nutrisi ini memang perlu dibaca dan dipahami, sehingga orang tua dapat mengerti susu yang mana yang mereka butuhkan,” ungkapnya.

Dalam konteks ini, membaca label bukan hanya tentang memilih produk yang enak, tetapi juga tentang menjaga kesehatan jangka panjang. Masyarakat dihimbau untuk menjadikan kebiasaan membaca label nutrisi sebagai bagian dari pola hidup sehat. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya informasi yang tertera pada kemasan pangan, diharapkan konsumsi makanan yang sehat dan bergizi dapat terwujud.

Exit mobile version