Emil Audero vs Maarten Paes: Siapa yang Punya Nilai Pasar Lebih Tinggi?

Emil Audero Dikonfirmasi untuk Dinaturalisasi PSSI

Kepastian tentang naturalisasi Emil Audero semakin mendekati kenyataan. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengonfirmasi bahwa proses naturalisasi kiper berusia 28 tahun tersebut semakin baik. Audero, yang lahir di Mataram, diharapkan dapat bersaing dengan Maarten Paes untuk posisi kiper utama di tim nasional Indonesia. Hal ini pun menjadi topik menarik di kalangan penggemar sepak bola tanah air, terutama jika mempertimbangkan perbandingan nilai pasar antara kedua kiper keturunan ini.

Berdasarkan data dari Transfermarkt, nilai pasar Emil Audero saat ini tercatat sebesar Rp86,91 miliar. Namun, angka ini mengalami penurunan signifikan dari puncak kariernya di mana ia mencapai nilai pasar tertinggi sebesar Rp260,72 miliar saat masih menjadi pemain andalan di Sampdoria. Penurunan terjadi seiring dengan berkurangnya menit bermain yang didapatkan Audero di Como dan masa pinjamannya di Palermo. Meski demikian, nilai pasarnya masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan koleganya di timnas.

Sementara itu, Maarten Paes, kiper yang saat ini membela FC Dallas, memiliki nilai pasar jauh lebih rendah, yakni Rp31,29 miliar. Meskipun demikian, performanya yang stabil di klub meningkatkan nilai pasar tersebut. Paes telah menjadi figur penting di timnya dan juga dalam skuat timnas Indonesia, yang membuat nilai pasarnya mulai menunjukkan tren naik.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai persaingan antara kedua kiper, penting untuk melihat beberapa faktor yang memengaruhi nilai pasar mereka, antara lain:

  1. Performa di Klub: Emil Audero yang pernah melanglang buana di Serie A Italia memiliki pengalaman lebih dibandingkan Maarten Paes yang kini sedang beradaptasi di Major League Soccer (MLS). Namun, performa Paes yang konsisten telah membuatnya mendapatkan kepercayaan dari pelatih.

  2. Waktu Bermain: Meskipun Audero memiliki nilai pasar yang lebih tinggi, hal ini tidak sejalan dengan menit bermain yang dimilikinya. Komparasi ini menjadi menarik karena dalam dunia sepak bola, jam terbang sering kali menentukan perkembangan karier seorang pemain.

  3. Usia dan Potensi: Emil Audero yang berusia 28 tahun berada di usia puncak seorang kiper, sementara Maarten Paes yang lebih muda di usia 25 tahun masih memiliki ruang untuk berkembang. Potensi masa depan Paes bisa jadi lebih cemerlang jika ia konsisten.

  4. Kepopuleran dan Pemasaran: Nilai pasar juga dipengaruhi oleh individuitas dan pemasaran. Audero, yang dikenal di kalangan penggemar Italia, mungkin memiliki branding yang lebih kuat dibandingkan Paes yang baru mulai dikenal publik di Indonesia.

Dengan perbandingan di atas, tentunya persaingan antara Emil Audero dan Maarten Paes akan menjadi salah satu sorotan utama menjelang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Keduanya diharapkan dapat memberikan kontribusi maksimal bagi timnas Garuda. Audero, yang akan menjadi WNI, diharapkan bisa menyesuaikan diri dengan gaya permainan tim, sementara Paes yang telah mendapatkan pengalaman di Liga Amerika Serikat berusaha menunjukkan kapasitas terbaiknya.

Kedua kiper ini menghadirkan dinamika yang menarik di lini belakang timnas Indonesia. Emil Audero membawa pengalaman internasional , sedangkan Maarten Paes menunjukkan potensi besar dengan perkembangan yang menjanjikan. Tidak diragukan lagi, siapa pun yang terpilih sebagai kiper utama akan memiliki beban berat untuk menjaga gawang Indonesia dalam berlaga di pentas dunia. Perbandingan nilai pasar yang mencolok ini menjadi gambaran awal tentang tantangan yang akan dihadapi oleh kedua pemain dalam merebut posisi kiper utama di timnas Indonesia.

Exit mobile version