Gencarkan Program Berkunjung Satu Jam, Cegah Stunting Bersama!

Camat Bukit Batu, Hendrikus Budi, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengintensifkan program "Gerakan Berkunjung Satu Jam" sebagai langkah strategis untuk mencegah dan mengatasi masalah stunting di daerahnya. Dalam penjelasan yang diberikan pada Minggu (16/3), Budi menyebutkan bahwa saat ini terdapat 19 anak yang berisiko stunting yang tersebar di tujuh kelurahan di Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya.

Dari total 19 anak tersebut, 10 anak berada dalam kategori gizi baik, namun 8 anak lainnya mengalami kurang gizi, dan 1 anak mengalami gizi buruk. Situasi ini memprihatinkan dan menunjukkan perlunya penanganan segera untuk mencegah angka stunting yang lebih tinggi di kalangan anak-anak.

Program Gerakan Berkunjung Satu Jam diharapkan dapat menjangkau keluarga-keluarga dengan anak berisiko stunting dan memberikan edukasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan status gizi anak. "Kami sudah menyiapkan program kunjungan silaturahmi satu jam untuk cegah dan atasi stunting ini," tuturnya. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk berkunjung, tetapi juga sebagai sarana komunikasi antara pihak pemerintah dengan masyarakat, guna mendapatkan informasi dan masukan yang relevan terkait masalah gizi dan kesehatan anak.

Rencana pelaksanaan program kunjungan ini akan dilaksanakan di posyandu dan rumah anak asuh yang telah dijadwalkan dari tanggal 16 April hingga 4 Oktober 2025. Pendekatan ini merupakan langkah konkret untuk mendukung target Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menurunkan prevalensi stunting menjadi 18,8%. Selain itu, kegiatan ini akan juga diramu dengan mini lokakarya di tingkat kecamatan yang diharapkan dapat memberikan wawasan lebih kepada para peserta mengenai pentingnya gizi seimbang dan cara pencegahan stunting.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, berikut adalah beberapa langkah yang diambil oleh Kecamatan Bukit Batu:

  1. Identifikasi Anak Berisiko: Melakukan pendataan dan identifikasi terhadap anak-anak yang berisiko stunting, serta mengkategorikan status gizi mereka.

  2. Edukasi Keluarga: Mengedukasi orang tua tentang pentingnya asupan gizi yang baik dan seimbang untuk pertumbuhan anak, serta cara-cara sederhana yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  3. Kunjungan ke Posyandu: Mengintensifkan kunjungan ke posyandu guna memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin, serta memberikan pemahaman pentingnya imunisasi.

  4. Pelibatan Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam program penanganan stunting, agar masyarakat tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek dalam program ini.

  5. Kolaborasi dengan Lembaga: Bekerja sama dengan berbagai lembaga terkait, termasuk rumah anak asuh, untuk meningkatkan cakupan dan efektivitas program.

Hendrikus Budi berharap program ini tidak hanya menjadi solusi sementara, tetapi juga mampu memberikan dampak jangka panjang dalam memperbaiki status gizi anak-anak di Kecamatan Bukit Batu. "Kami ingin agar setiap anak di sini tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang cerah tanpa terhambat oleh masalah gizi," tegasnya.

Diharapkan melalui upaya yang sistematis dan terencana ini, kecamatan dapat mencapai tujuannya dalam mencegah stunting dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, khususnya anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Di tengah kesadaran akan pentingnya kesehatan gizi anak, program ini menjadi salah satu harapan baru bagi masyarakat Kecamatan Bukit Batu untuk memberikan yang terbaik bagi generasi mendatang.

Exit mobile version