Jakarta, Podme.id – Kenaikan harga beras yang terjadi di berbagai pasar di Indonesia menjadi perhatian serius pemerintah, meski stok beras nasional dilaporkan melimpah. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi para pedagang untuk meningkatkan harga beras, terutama menjelang bulan Ramadan. “Banyak yang mengambil kesempatan. Ini tidak boleh,” tegas Amran dalam inspeksi mendadak di Pasar Induk Cipinang akhir pekan lalu.
Mentan Amran menjelaskan bahwa situasi saat ini berbeda dibandingkan dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya, di mana harga beras seringkali naik akibat stok yang menipis dan produksi yang rendah. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras saat ini mengalami peningkatan yang signifikan. “Sekarang stok berlimpah, produksi naik tinggi menurut BPS, jadi tidak ada alasan harga naik,” tambah mentan.
Dalam upaya menstabilkan harga beras, pemerintah melakukan pengawasan ketat terhadap praktik-praktik spekulatif yang merugikan konsumen. Amran mengungkapkan bahwa beberapa toko di Jakarta dan Jawa Tengah telah disegel akibat terlibat dalam praktik tersebut. “Kami sudah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti pelanggaran harga. Ini merupakan langkah pencegahan agar harga beras tidak melambung tinggi,” ujar Amran.
Pemerintah juga sudah berkomunikasi dengan Kapolri untuk melibatkan seluruh jajaran kepolisian dalam pengawasan harga pangan di pasar. Upaya ini mencakup pemantauan harga di berbagai tingkat, dari Polres hingga Polsek, untuk mencegah spekulasi harga yang dapat merugikan masyarakat. “Kami akan terus memantau harga setiap hari,” terang Amran yang menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan aparat keamanan.
Meskipun ada kenaikan harga di sejumlah pasar, Amran memastikan bahwa stok pangan, termasuk beras dan minyak goreng, tetap aman hingga Idulfitri mendatang. “Kami diperintahkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan ketahanan pangan. Ini hari kedua kami turun ke lapangan dan akan terus melakukannya,” katanya.
Kenaikan harga beras, di satu sisi, menunjukkan adanya ketidakberimbangan antara pasokan dan permintaan, meskipun faktanya pasokan beras masih lebih dari cukup. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini antara lain:
- Praktik Spekulasi: Terjadi di beberapa lokasi di mana pedagang mengambil kesempatan dengan menaikkan harga beras secara tidak wajar.
- Permintaan Musiman: Menjelang Ramadan, permintaan beras cenderung meningkat, yang bisa mendorong harga.
- Keterbatasan Distribusi: Meskipun stok melimpah, masalah distribusi ke daerah-daerah tertentu dapat menghambat ketersediaan di pasar lokal.
Sebagai langkah komunikasi yang lebih transparan, pemerintah juga berusaha menjelaskan kepada masyarakat tentang ketersediaan beras yang mencukupi. Melalui upaya ini, diharapkan masyarakat tidak terlalu khawatir dan tidak terjebak dalam situasi panic buying yang dapat memperburuk kondisi pasar.
Dengan semua upaya yang dilakukan, pemerintah berharap harga beras dapat dikendalikan dan tidak membebani masyarakat, terutama menjelang Ramadan 2025. “Kami ingin masyarakat merasa tenang menjelang puasa dan Idulfitri, sehingga harga pangan tetap terjangkau,” tutup Amran.