Harga Bitcoin Diprediksi Akan Meroket Signifikan di 2025!

Perkembangan harga Bitcoin dalam dua tahun ke depan menarik perhatian banyak pihak, terutama menjelang tahun 2025 di mana sejumlah ahli memprediksi harga cryptocurrency ini akan melambung tinggi. Berdasarkan analisis oleh firma riset investasi Bernstein, harga Bitcoin diprediksi akan mencapai angka fantastis, yaitu sekitar Rp2,5 miliar atau lebih dari US$150.000. Prediksi ini berkaitan erat dengan kemungkinan persetujuan ETF Bitcoin spot oleh Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat.

Gautam Chhugani, seorang analis dari Bernstein, menyatakan bahwa keyakinan terhadap lonjakan harga tersebut sangat bergantung pada sikap SEC. Meski sebelumnya Bernstein meragukan Bitcoin sebagai aset investasi, saat ini mereka melihat potensi besar seiring kemungkinan persetujuan ETF, yang didukung oleh manajer aset ternama seperti BlackRock dan Fidelity. Jika ETF Bitcoin spot disetujui, investor utama akan bisa mengakses Bitcoin secara langsung melalui produk investasi yang teratur oleh SEC, yang diharapkan akan memicu peningkatan minat dan permintaan di pasar.

Proyeksi harga Bitcoin menjadi topik pembicaraan hangat. Saat ini, harga Bitcoin berada di kisaran US$34.000, yang berarti prediksi Bernstein hampir lima kali lipat dari harga saat ini. Selain itu, perlu dicatat bahwa harga tertinggi Bitcoin pernah mencapai US$67.000 pada November 2021, menunjukkan potensi signifikan bagi pertumbuhan lebih lanjut.

Dalam grafik pasar, terlihat bahwa kapitalisasi pasar Bitcoin kini mencapai lebih dari US$2 triliun, meskipun mengalami penurunan -33,20% dalam 24 jam terakhir. Harga tertinggi yang dicatat adalah US$108,786 pada Januari 2025, dengan harga saat ini 2,55% lebih rendah dari angka tersebut. Hal ini mencerminkan volatilitas yang melekat dalam trading cryptocurrency.

Salah satu pendapat menarik datang dari Lark Davis, pengusaha dan investor Bitcoin. Dia menegaskan bahwa potensi peluncuran ETF Bitcoin di Amerika dapat mengikuti jejak emas yang mengalami lonjakan harga hampir 400% setelah peluncuran produk serupa pada tahun 2004. Matrixport juga memberikan proyeksi optimis, mengantisipasi bahwa perdagangan Bitcoin dapat berada dalam rentang US$42.000 hingga US$56.000 jika ETF disetujui.

Sejumlah tokoh terkemuka juga memberikan proyeksi mengenai masa depan Bitcoin. Anthony Scaramucci, mantan pejabat Gedung Putih, memperkirakan bahwa harga Bitcoin bisa meningkat hingga 11 kali lipat. Sementara itu, peningkatan optimisme di kalangan investor terpicu setelah keputusan pengadilan dalam gugatan Grayscale yang tidak diajukan banding oleh SEC.

Adanya perubahan dalam kepemimpinan di lembaga keuangan dan pemerintah di AS, seperti penggantian Gary Gensler di SEC oleh Paul Atkins yang lebih mendukung crypto, berpotensi membawa perubahan regulasi yang lebih ramah bagi pasar cryptocurrency. Di luar AS, pro-crypto kebijakan di Kanada dan kemungkinan referendum tentang Bitcoin di Swiss semakin meningkatkan optimisme terhadap masa depan Bitcoin.

Namun, pasar juga menghadapi tantangan, terutama jika data pasar tenaga kerja AS menunjukkan angka positif yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter The Fed. Tanpa adanya pengetatan lebih lanjut, Bitcoin akan tetap dalam fase konsolidasi, dengan level support terpenting di angka $92.000. Jika harga menembus di bawah level tersebut, kemungkinan koreksi yang lebih dalam dapat terjadi.

Dengan adanya berbagai proyeksi positif dan juga tantangan yang mungkin dihadapi, Bitcoin tampaknya sedang berada di ambang perubahan signifikan. Investor dan pengamat pasar crypto kini bersiap untuk langkah selanjutnya dalam perkembangan harga Bitcoin, yang diharapkan akan menandai momentum baru di pasar cryptocurrency global.

Exit mobile version