Ketahui Tubuh Miring dan Nyeri Punggung: Tanda Skoliosis?

Seiring bertambahnya usia, banyak orang menghadapi berbagai perubahan fisik yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka. Salah satu masalah umum yang dihadapi lansia adalah skoliosis degeneratif, kondisi yang ditandai dengan kelengkungan abnormal pada tulang belakang akibat penuaan. Menurut Dr. Phedy, seorang konsultan tulang belakang di Eka Hospital BSD, kondisi ini dapat menyebabkan tubuh penderita terlihat miring dan membungkuk ke depan, serta disertai dengan nyeri punggung yang menyakitkan.

Proses penuaan tulang belakang, khususnya pada bantalan antar tulang (diskus intervertebralis), sering kali menjadi penyebab utama skoliosis degeneratif. Seiring waktu, diskus dapat mengalami penuaan yang tidak seimbang, mengakibatkan ketidakseimbangan kiri-kanan. Selain faktor penuaan, kondisi ini juga dapat dipicu oleh osteoporosis, di mana tulang yang melemah berkontribusi terhadap perubahan bentuk serta kemiringan tulang belakang. Artritis tulang belakang, suatu peradangan pada sendi, serta cedera lama akibat jatuh juga dapat memperburuk kondisi ini.

Gejala skoliosis degeneratif berbeda dengan skoliosis idiopatik yang lebih umum terjadi pada remaja. Dr. Phedy menjelaskan bahwa pada lansia, kondisi ini tidak hanya menyebabkan pergeseran tulang belakang, tetapi juga dapat mengakibatkan jepitan saraf, yang menimbulkan keluhan lebih signifikan seperti nyeri tungkai, kesemutan, dan kelemahan otot. Munculnya punuk pada punggung dan ketidakseimbangan antara sisi kanan dan kiri tubuh juga menjadi tanda yang dapat diidentifikasi.

Penanganan skoliosis pada lansia bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan tubuh, mengurangi nyeri, dan mencegah progresivitas kelengkungan tulang belakang. Metode pengobatan yang biasa diterapkan antara lain:

  1. Terapi fisik dan latihan: Latihan fisik dapat memperkuat otot yang mendukung tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas. Program latihan yang disarankan termasuk latihan peregangan, yoga, penguatan otot inti, dan latihan keseimbangan.

  2. Obat-obatan: Obat dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan. Beberapa pasien mungkin juga memerlukan pengobatan untuk mengatasi osteoporosis.

  3. Penggunaan penyangga (brace): Meskipun penggunaan brace tidak dianjurkan untuk skoliosis degeneratif, bisa dipertimbangkan dalam kasus nyeri hebat akut namun harus digunakan secara terbatas.

  4. Operasi: Dalam kasus kelengkungan tulang belakang yang parah (lebih dari 50 derajat) atau jika terdapat gangguan keseimbangan yang signifikan, operasi mungkin diperlukan untuk mengoreksi masalah tersebut.

Mencegah skoliosis degeneratif tidak selalu mungkin, namun ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan tulang belakang, antara lain:

Kondisi skoliosis degeneratif dapat memberikan dampak besar pada kualitas hidup lansia. Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala dan cara pencegahan yang tepat. Seiring bertambahnya usia, perhatian lebih terhadap kesehatan tulang belakang dapat membantu meningkatkan mobilitas dan mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.

Exit mobile version