Klaim Asuransi Jiwa 2022 Susut 1,5% Jadi Rp160,07 Triliun!

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan bahwa total klaim dan manfaat yang dibayarkan oleh industri asuransi jiwa di Indonesia pada tahun 2024 mengalami penurunan tipis sebesar 1,5% year on year (yoy), mencapai Rp160,07 triliun. Penurunan ini mencerminkan tren yang telah berlangsung sejak 2022, di mana total klaim dan manfaat pada tahun tersebut tercatat Rp174,65 triliun, kemudian turun menjadi Rp162,52 triliun di 2023, sebelum akhirnya mencapai angka 2024.

Fauzi Arfan, Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, dan Good Corporate Governance (GCG) AAJI, menyampaikan informasi terkait klaim dan manfaat tersebut dalam konferensi pers kinerja asuransi jiwa 2024 yang diadakan di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa total klaim tersebut telah dibayarkan kepada 9,08 juta orang, menyiratkan luasnya jangkauan layanan asuransi jiwa di masyarakat.

Penurunan total klaim ini sebagian besar dipengaruhi oleh berkurangnya klaim dari nilai tebus atau surrender, yang mengalami penurunan tajam sebesar 13,3% menjadi Rp77,15 triliun. Data ini menunjukkan penurunan dari Rp88,97 triliun yang tercatat pada tahun sebelumnya. Fauzi mengungkapkan bahwa klaim surrender tersebut didominasi oleh produk unit link, yang menyumbang hingga 74,5% dari total klaim surrender, sementara sisanya berasal dari produk tradisional.

Di sisi lain, komponen klaim lain menunjukkan beberapa perkembangan yang positif. Klaim akhir kontrak pada tahun 2024 mengalami pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 13,9% yoy menjadi Rp18,30 triliun. Selain itu, klaim partial withdrawal juga tumbuh sebesar 17% yoy menjadi Rp19,87 triliun. “Kenaikan klaim akhir kontrak menunjukkan bahwa semakin banyak pemegang polis yang bertahan hingga akhir kontrak, yang mencerminkan kepercayaan terhadap industri asuransi jiwa,” jelas Fauzi.

Sementara itu, klaim dari pemegang polis yang meninggal dunia juga melaporkan pertumbuhan, yaitu sebesar 2,6% yoy menjadi Rp11,29 triliun. Klaim kesehatan mencatatkan pertumbuhan tertinggi, mencapai 16,4% yoy dengan total Rp24,18 triliun, diikuti klaim lain-lain yang tumbuh 6,2% yoy menjadi Rp9,28 triliun. Meskipun demikian, Fauzi menekankan bahwa industri asuransi jiwa masih menghadapi tantangan terkait meningkatnya klaim kesehatan sebagai dampak dari inflasi medis yang tinggi di tahun 2023.

Adapun penyebab penurunan klaim asuransi jiwa ini menjadi perhatian khusus, terutama dalam konteks pertumbuhan sektor asuransi yang diharapkan dapat memfasilitasi dan melindungi lebih banyak masyarakat. Dengan semakin banyaknya individu yang mencerminkan kepercayaan dalam produk asuransi jiwa, keadaan ini diharapkan dapat mendorong perbaikan industri ke depan.

Tentu saja, AAJI terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perlindungan melalui asuransi jiwa, serta memperbaiki produk-produk yang ada agar lebih mampu memenuhi kebutuhan nasabah di tengah tantangan ekonomi yang ada.

Dalam periode mendatang, evaluasi terus menerus terhadap perkembangan klaim dan manfaat asuransi jiwa akan menjadi kunci untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, serta menjamin bahwa industri asuransi jiwa tetap tangguh dan responsif terhadap kebutuhan nasabahnya.

Exit mobile version