Meski sempat tenggelam puluhan tahun, namun Semangat para personel Ombak belum surut, buktinya beberapa lagu mulai dirakit. Ombak siap untuk kembali berlayar.
Tak ingin tergesa-gesa, ombak ingin menyempurnakan beberapa karya hingga sampai di telinga penggemarnya.
Ombak memang bukan nama baru di skena Jakarta. Cikal bakal Ombak dimulai
pada tahun 1990 ketika sekelompok sahabat membentuk New Castle Disease dengan meng'cover' lagu-lagu Sex Pistols dan Ramones.
Setahun kemudian, berganti nama menjadi New Disease, dengan membawakan lagu The Cure, Stone Roses, serta sejumlah band bergenre shoegaze lainnya. Tahun 1996, mereka memutuskan vakum.
Setahun berselang, New Disease berganti nama menjadi ombak dan sempat membuat lagu berjudul ombak ditahun 2000.
Unit ska veteran Jun Fan Gung Foo (JFGF) beberapa waktu lalu tampil di Jakarta. Sang vokalis JFGF, Dawo menuturkan bahwa pemilik album naga 2000 dan vertikal tidak membubarkan diri. Bahkan dia menantang promotor untuk mengembalikan era kejayaan ska.
Di usianya yang kedua tahun, Cek Sound menghadirkan Bagus Dhanar Dhana atau yang lebih dikenal sebagai Om Bagus. Pentolan Netral atau kini bernama NTRL bercerita soal perjalanannya. Dari 1991 kemudian membentuk Jalan Tengah hingga berduet dengan Danilla Riyadi.
Lirik yang tajam, namun tetap membumi menjadi salah satu pembeda Enau dengan group musik lainnya.
Tampil dengan gaya apa adanya, Enau sukses menghibur para pengunjung di live gig's cek sound vol IV. Putra Permana (vokalis Enau) mengatakan bahwa menjadi musisi adalah cita-citanya dari kecil.
Kita sama-sama tahu, ska mengalami masa-masa kejayaan di tahun 90-an hingga awal tahun 2000-an.
Saat itu, gelombang ska mampu menaklukkan pendengar musik arus utama. Namun, eksploitasi yang berlebihan menyebabkan ska terpinggirkan.
Penulis Nor Rahman Saputra mengemas penelusurannya genre ska ini secara khusus di Jakarta selama satu dekade. Dia merangkumnya dalam buku berjudul I Wanna Skank Melacak Ska di Jakarta 1996-2006.
Rwlung adalah duo yang diisi oleh azril (vokalis sengau) dan andre musisi Bogor. Keduanya memadukan karya musik yang menyentuh dengan lirik yang tak biasa.
Sekilas nama duo folks ini mirip dengan band dead metal. Namun dari segi musik jelas berbeda. Siska Kabur meramu format akustik dengan vokal harmonis.
Lirik-lirik tanpa basa-basi, sederhana dan personil menggunakan topeng menjadi ritual tersendiri ditiap penampilannya.
Belakangan karya-karya No Label lebih kritis bahkan cenderung politik. Sebut saja lagu Negeri Diksi, Aktif (is) di album ketiganya bertajuk Manusia Merdeka.
Unit punk rock asal jakarta ini berniat menyebut bahwa tema-tema yang diusung adalah salah satu bentuk pendewasaan pada band. Dia berharap banyak band, khususnya punk rock yang mampu melakukan edukasi kepada masyarakat melalui karya-karyanya.
Berdiri di tahun 2019, Canda Nada adalah Band yang lahir dari rahim persahabatan.
Tak lama berbentuk, Canda Nada langsung injak gas dan melahirkan sebuah album dengan 11 lagu.
Salah satu single andalannya adalah sejawat yang menceritakan pertemuan sahabat yang berpisah belasan tahun.
'Puasa' selama dua tahun, Souljah akhirnya kembali. Band beraliran ska, reggea, Jamaica musik ini memulai titik nol tournya di Hard Rock Cafe, Jakarta.
Rencananya Souljah bakal tour mengelilingi Indonesia di tahun 2022. Sejumlah kejutan pun telah disiapkan, salah satunya rencana kolaborasi dengan musisi yang bergendre berbeda.
Keterbatasan ruang gerak akibat pandemi Covid-19 tak serta merta mematikan kreatifitas. Buktinya band Indie Pop anyar asal Tangerang ini lahir di tengah pandemi.
Bahkan, Kamar Biru mampu mengeluarkan mini album berjudul “Love You Leave You Behind” di bulan Agustus 2020.
Lirik mempesona dan aransemen musik yang ciamik menjadi pembeda Kamar Biru dengan band lainnya.