Opick | Mukjizat Tombo Ati dan Jiwa Rocker yang Tak Pernah Mati

Shindu's Scoop

Opick | Mukjizat Tombo Ati dan Jiwa Rocker yang Tak Pernah Mati

Aunur Rofiq Lil Firdaus alias Opick sejatinya seorang rocker. Bertahun-tahun Opick mencoba peruntungan di industri rock, namun selalu saja gagal. Dalam wawancara ini Opick menceritakan bagaimana ngotot-nya dia menjadi musisi rock, sampai-sampai produser rock ternama Log Zhelebour bosan menerima demo lagu yang dia kirim. Takdir berkata lain, Opick justru besar lewat jenis musik yang tak pernah disangkanya; pop-religi.
Opick besar lewat lagu "Tombo Ati". Sebuah lagu religi yang mungkin paling populer dalam dua dekade terakhir. Opick menggubah lagu yang disebut-sebut sudah ada sejak zaman Wali itu dan menjadikannya anthem Ramadan, sejak dirilis pertama kali pada 2004.
Opick adalah salah satu musisi pop-religi terbesar hari ini. Opick berhasil menghadirkan musik religi Islam yang modern dan tak terpaku pada unsur-unsur aransemen ala Timur Tengah. Dalam beberapa lagu, Opick bahkan mampu menghadirkan lirik spiritual yang dapat dimaknai secara luas, lepas dari sekat keagamaan.

Dalam wawancara ini Opick membagikan banyak hal, dari cerita Pay Burman yang kerap menolongnya saat susah, masa terberat hidupnya, pandangannya soal musik haram, sampai telinganya yang tak bisa lepas dari Rage Against the Machine.

OTHER POD
  • Adrie Subono | Mimpi Habibie Buat Telpon Lintas Dimensi, Foo Fighters di Tanah Abang

    Adrie Subono | Mimpi Habibie Buat Telpon Lintas Dimensi, Foo Fighters di Tanah Abang

    Bicara industri pertunjukan musik di Indonesia tentu tak bisa lepas dari sosok Adrie Subono. Selama lebih dari dua dekade Adrie membawa dampak besar pada industri musik di Indonesia. Beberapa konser atau festival musik yang diselenggarakan bahkan menjadi sejarah tersendiri dan sangat patut untuk diasripkan. Salah satu acara musik ikonik yang berhasil dibesut Adrie adalah festival bertajuk Jakarta Pop Alternatif, yang digelar di Plaza Timur Senayan, pada 1996. Festival itu mengundang Foo Fighters, Sonic Youth, dan Beastie Boys.

    Dalam wawancara ini, Adrie bercerita banyak tentang artis-artis yang dia datangkan. Dari soal Foo Fighters diinapkan di Tanah Abang, Indonesia menjadi destinasi terjauh Bruno Mars di awal karier, dan kisah-kisah menarik dari belakang panggung.

    Adrie, yang juga keponakan almarhum BJ Habibie, bercerita bagaimana hubungannya dengan sang paman. Termasuk impian Habibie membuat mesin komunikasi lintas dimensi, dan juga selera musik presiden ke-3 Republik Indonesia itu.

  • The Gentlemen | Daddy Dhukun, Tony Wenas, Fariz RM, Mus Mujiono

    The Gentlemen | Daddy Dhukun, Tony Wenas, Fariz RM, Mus Mujiono

    Pada 28 Mei 2021, Plataran menggelar konser bertajuk All-Star Legends Virtual Concert. Konser ini menghadirkan dua grup yang berisi para legenda musik Indonesia, yaitu The Gentlemen (Deddy Dhukun, Tony Wenas, Fariz RM, Mus Mujiono), dan The Rumpies, (Vina Panduwinata, Trie Utami, Memes, Yuni Shara, Ita Purnamasari). Konser virtual ini akan ditayangkan melalui kanal YouTube Plataran Indonesia dan DSS Music, pukul 18.30 WIB. 

    Shindu's Scoop berkesempatan untuk mewawancarai The Gentlemen, menguak kisah persahabatan empat sekawan ini. Mereka berempat sudah saling mengenal sejak usia muda. Bahkan persahabatan Fariz RM dan Deddy Dhukun terjalin saat mereka duduk di bangku SMA. Di balik karya-karya monumental yang telah mereka lahirkan, perkumpulan para legenda ini tak ubah seperti grup pertemanan kita semua, yang selalu dekat dengan humor, kenangan-kenangan tak terlupakan yang selalu sukses mengundang tawa bila dikisahkan kembali. Di samping itu, para legenda ini menyuratkan pada kita bahwa presistensi, konsistensi, dan tentu saja komitmen dalam berkarya adalah hal mutlak yang terus mereka jaga hingga detik ini. Tak peduli apapun tantangannya.

  • Emil Hussein | Emil dan Pepeng Keluar, Naif Bubar

    Emil Hussein | Emil dan Pepeng Keluar, Naif Bubar

    Dalam wawancara eksklusif ini, untuk pertama kalinya kepada media Emil Hussein menyatakan keluar dari band Naif. Emil juga mengatakan bukan hanya dirinya yang hengkang, keputusan keluar dari Naif juga diambil drummer Pepeng.
     
    Wawancara ini juga membahas retrospeksi Emil bersama Naif. Persahabatan yang terjalin lebih dari dua dekade, kisah-kisah di belakang panggung, dan fakta menarik di balik lagu-lagu ciptaan Emil, antara lain "Air dan Api", "Nyali", dan "Karena Kamu Cuma Satu".
     

  • Opick | Mukjizat Tombo Ati dan Jiwa Rocker yang Tak Pernah Mati

    Opick | Mukjizat Tombo Ati dan Jiwa Rocker yang Tak Pernah Mati

    Aunur Rofiq Lil Firdaus alias Opick sejatinya seorang rocker. Bertahun-tahun Opick mencoba peruntungan di industri rock, namun selalu saja gagal. Dalam wawancara ini Opick menceritakan bagaimana ngotot-nya dia menjadi musisi rock, sampai-sampai produser rock ternama Log Zhelebour bosan menerima demo lagu yang dia kirim. Takdir berkata lain, Opick justru besar lewat jenis musik yang tak pernah disangkanya; pop-religi.
    Opick besar lewat lagu "Tombo Ati". Sebuah lagu religi yang mungkin paling populer dalam dua dekade terakhir. Opick menggubah lagu yang disebut-sebut sudah ada sejak zaman Wali itu dan menjadikannya anthem Ramadan, sejak dirilis pertama kali pada 2004.
    Opick adalah salah satu musisi pop-religi terbesar hari ini. Opick berhasil menghadirkan musik religi Islam yang modern dan tak terpaku pada unsur-unsur aransemen ala Timur Tengah. Dalam beberapa lagu, Opick bahkan mampu menghadirkan lirik spiritual yang dapat dimaknai secara luas, lepas dari sekat keagamaan.

    Dalam wawancara ini Opick membagikan banyak hal, dari cerita Pay Burman yang kerap menolongnya saat susah, masa terberat hidupnya, pandangannya soal musik haram, sampai telinganya yang tak bisa lepas dari Rage Against the Machine.

  • Nasida Ria | Group Kasidah Terbesar, Dikontrak Label Jerman & Perspektif Musik Haram

    Nasida Ria | Group Kasidah Terbesar, Dikontrak Label Jerman & Perspektif Musik Haram

    Bicara perjalanan musik religi Islam di Indonesia, tentu tak lepas dari Nasida Ria. Sejak 1975 sampai hari ini, konsistensi grup kasidah yang dibentuk di Semarang ini tetap terjaga. Selama 45 tahun, lebih dari 350 lagu berhasil mereka rekam dan 36 album telah dirilis. Sebagai grup kasidah, Nasida Ria punya karakter tak ada duanya. Karya-karya mereka memiliki spektrum yang luas, dari bicara bom nuklir, konflik palestina, media massa, sampai khitanan. Pendekatan artistik Nasida Ria dalam urusan lirik juga menarik dibahas. Beberapa waktu lalu, salah satu lagu Nasida Ria viral lantaran menggunakan kata "kampret" dalam lirik. Nasida Ria dalam bingkai luas adalah wujud kepedulian kaum ibu pada moralitas, akhlak, dan nilai-nilai agama. Dalam sorot yang lebih dekat, grup ini berhasil memperlihatkan bahwa musik religi bisa begitu luwes dalam menembus isu-isu sosial dan hadir dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami semua kalangan.

  • Prof. Tjut Nyak Deviana | Membaca Musik Indonesia Hari Ini

    Prof. Tjut Nyak Deviana | Membaca Musik Indonesia Hari Ini

    Sejak sembilan tahun silam, 9 Maret dirayakan sebagai Hari Musik Nasional. Pada Hari Musik Nasional tahun ini, Shindu's Scoop merilis wawancara dengan Profesor Tjut Nyak Deviana, seorang pedagog yang pernah menjadi rektor perguruan tinggi musik di Jerman, dan turut menyusun kurikulum pendidikan tinggi musik di Jerman dan Swiss. 
    Kami mengarsipkan perspektif Prof. Deviana dalam membaca musik di Indonesia hari ini. Selama lebih dari satu jam, kami membahas persoalan plagiarisme yang mendarah daging, pendidikan yang semrawut, sampai korelasi musik dengan astrologi.
    Apa yang disampaikan Prof. Deviana patut dimaknai sebagai autokritik, melihat balok besar di pelupuk mata kita, yang mungkin seringkali kita abaikan dan semakin lama kita anggap sebagai sesuatu yang wajar meski kita tahu itu salah. 

  • Mengulas Album Indonesia Terbaik 2020

    Mengulas Album Indonesia Terbaik 2020

    Artikel album terbaik selalu menarik dibahas tiap tahun. Menimbulkan pro dan kontra, sekaligus polemik di kalangan penggemar musik. Di Indonesia sendiri, beberapa media cukup rutin merilis daftar album terbaik pada akhir tahun. Sebagai bentuk kanonisasi, apresiasi, sekaligus penanda zaman. Publikasi media tentang album terbaik tak jarang mengundang tanya, tentang apa saja parameter yang digunakan tiap redaksi, proses kurasi, dan lain sebagainya. Untuk itu, Shindu's Scoop menghadirkan enam jurnalis, yang mayoritas dari mereka terlibat dalam proses penentuan album terbaik pada medianya masing-masing. Mereka adalah jurnalis dari Detikcom, portal CNN Indonesia, harian Kompas, Agordiclub, kontributor Vice Indonesia, dan Pop Hari Ini. Para jurnalis ini menceritakan proses kurasi, hingga alasan mereka memilih album apa saja yang menurut media mereka layak dilabeli "terbaik".

  • David Bayu (Part 2) | Kilas Balik Perjalanan Naif

    David Bayu (Part 2) | Kilas Balik Perjalanan Naif

    David Bayu, vokalis Naif, menyempatkan waktu untuk berbincang dengan kami. Menjelaskan kabar terbaru dari Naif, membahas tentang rencananya melanjutkan karier solo, mengenang hal-hal konyol yang selalu mengundang tawa, dan cerita di balik lagu-lagu Naif.

  • David Bayu (Part 1) | Menjawab Rumor Naif Bubar

    David Bayu (Part 1) | Menjawab Rumor Naif Bubar

    Belakangan, Naif kembali jadi perbincangan. Band berusia seperempat abad ini mendadak tak aktif lagi di media sosial, tanpa rilisan baru sejak terakhir kali merilis album "7 Bidadari" pada 2017, dan tak menggelar penampilan apapun - terutama panggung virtual. Beragam tanya muncul di kepala, apa yang sebenarnya terjadi pada band terhormat ini?

    David Bayu, vokalis Naif, menyempatkan waktu untuk berbincang dengan kami. Menjelaskan kabar terbaru dari Naif, membahas tentang rencananya melanjutkan karier solo, mengenang hal-hal konyol yang selalu mengundang tawa, dan cerita di balik lagu-lagu Naif.

  • Cerita Lagu-Lagu Kla Project

    Cerita Lagu-Lagu Kla Project

    Tidak banyak musisi yang dikenang sebagai legenda, dan bahkan meninggalkan warisan karya yang terus dirayakan dan menjadi bagian penting dalam sejarah musik Indonesia.

    KLa Project adalah sedikit dari grup musik yang mampu merasakan bagaimana karyanya abadi, dan bahkan salah satu lagunya, "Yogyakarta", menjadi lagu bertema kota paling monumental yang pernah ditulis musisi Indonesia.

    Meski tanpa kehadiran Katon, gitaris Lilo dan keyboardist Adi penuh antusias menceritakan secuplik karya besar dan perjalanan mereka.

    Bagaimana lagu Yogyakarta, Tak Bisa Pindah ke Lain Hati, atau Gerimis tercipta? Dan bagaimana KLa Project selama lebih dari tiga dekade bertahan, meski sempat mengalami perpecahan?

    Saksikan pula penampilan @kla_project di @metrotv dalam program Konser Back to The 90's, yang akan tayang pada Jumat, 26 Februari 2021, pukul 20.05 WIB.