PDIP Lupa Jokowi Presiden Dua Periode: Beri Kode ‘Hancurkan’!

Perseteruan politik antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan mantan Presiden Joko Widodo kini mencuat kembali. Pro Jokowi (Projo), yang merupakan organisasi pendukung Jokowi, mengeluarkan pernyataan yang mencengangkan mengenai kemungkinan adanya langkah ekstrem jika mantan presiden tersebut terus diganggu.

Freddy Damanik, Wakil Ketua Umum Projo, menegaskan bahwa kesabaran Jokowi terhadap serangan dari PDI Perjuangan bukanlah tanpa batas. “Kami melihat PDIP sudah sangat keterlaluan kepada Jokowi. PDIP lupa bahwa Jokowi adalah Presiden dua periode yang banyak pendukung dan dicintai rakyat,” ungkap Freddy dalam sebuah wawancara. Ia menila bahwa pernyataan dan serangan yang dilancarkan oleh PDIP terhadap Jokowi dianggap sudah melewati batas. Komentar ini dilontarkan sebagai respons atas kritik yang datang dari politikus PDI Perjuangan yang menilai Jokowi seharusnya tidak hanya diam ketika dihina dan dicela.

Freddy menyatakan bahwa meskipun Jokowi cenderung berusaha tenang, dia juga merupakan manusia biasa yang memiliki batas kesabaran. “Faktanya selama ini memang beliau selalu diam setiap dicela, dihina, difitnah, tapi semua orang mempunyai batas kesabaran,” tambahnya. PDI Perjuangan sendiri yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri dinilai terus menjadi pengganggu bagi Jokowi, sehingga berujung pada ancaman dari Projo untuk menghancurkan partai tersebut jika gangguan ini berlanjut.

Dalam konteks politik, Freddy juga menyinggung tentang kemampuan Jokowi dalam memengaruhi hasil Pemilihan Presiden 2024. Ia menilai bahwa PDIP yang mengusung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD harus siap menerima kekalahan, bahkan disebutkan hanya mampu meraih 16 persen suara di pemilu mendatang. “Lihat saja di Pilpres 2024, begitu Jokowi memainkan kekuatannya maka calon PDIP langsung terkapar,” ujar Freddy dengan tegas.

Dengan situasi yang semakin memanas, Freddy mengingatkan kepada PDI Perjuangan agar segera “move on” dari masa lalu dan tidak lagi menjadikan Jokowi sebagai objek serangan. “Kami meminta kepada PDIP agar segera tidak usah lagi menyerang Jokowi dan keluarganya,” pintanya.

Berdasarkan pendapat politisi PDI Perjuangan, Guntur Romli, ia memberikan tanggapan berbeda terkait sikap Jokowi. Menurutnya, meski Jokowi terlihat diam, sebenarnya ia aktif menanggapi isu-isu yang berkembang di media. Guntur berusaha menunjukkan bahwa sikap Jokowi bukan sekadar pasif, tapi memiliki cara tersendiri dalam merespons kritik.

Dinamika ini menunjukkan adanya pertarungan politik yang tajam antara dukungan untuk Jokowi dan respons dari PDI Perjuangan, terutama menjelang pemilu yang akan datang. Dalam merespons ancaman dari Projo, PDI Perjuangan tetap menggaris bawahi posisi mereka sebagai partai yang memiliki landasan kuat dalam politik nasional.

PDI Perjuangan, yang dikenal sebagai partai besar dalam kancah politik Indonesia, sepertinya harus menghadapi pergeseran, bukan hanya dari dukungan publik terhadap Jokowi, tetapi juga dinamika internal yang mungkin bisa memengaruhi dukungan mereka dalam Pemilu 2024. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Megawati dan jajarannya dalam mengelola partai dan mempertahankan pengaruh mereka di pentas politik nasional. Dengan adanya ancaman dari Projo dan reaksi yang terus mengalir, PDI Perjuangan harus berpikir strategis dalam merespon situasi tersebut agar tidak kehilangan momentum di tengah persaingan politik yang semakin ketat.

Exit mobile version