Hari Ginjal Sedunia yang diperingati setiap 13 Maret, menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan gangguan fungsi ginjal yang kian meningkat, termasuk di Indonesia. Menurut data dari Global Burden of Disease (GBD) 2015, penyakit ginjal kronis menduduki peringkat ke-17 sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia. Dengan meningkatnya angka kematian akibat penyakit ini, penting untuk memperhatikan upaya penanganan dan inovasi pengobatan yang diperuntukkan bagi para pasien.
Dalam konteks ini, Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) berkomitmen untuk berperan aktif dalam pengembangan solusi pengobatan penyakit ginjal. Rendy Stevian, Business Development Therapeutic Director Etana, menjelaskan bahwa perusahaan ini menyediakan obat berkualitas tinggi serta terjangkau, terutama untuk pasien ginjal di Indonesia. Saat ini, Etana telah berhasil memproduksi obat Erythropoietin Alfa yang umum digunakan untuk pasien yang menjalani cuci darah.
Rendy menambahkan, “Saat ini Etana telah memproduksi lokal Erythropoietin Alfa yang berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Ke depan kami akan menghadirkan lebih banyak produk yang berkaitan dengan kesehatan ginjal yang diproduksi secara lokal.” Salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah obat generasi terbaru, long-acting Erythropoietin. Keunggulan dari obat ini adalah kemudahan penggunaannya, di mana pasien hanya perlu disuntikkan sekali dalam satu atau dua minggu, sehingga meningkatkan kenyamanan.
Dalam upaya meningkatkan akses pengobatan bagi pasien ginjal, Etana bekerja sama dengan pemerintah untuk menyediakan obat-obatan dalam e-katalog. Hal ini memungkinkan pasien BPJS untuk mengakses pengobatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Selain itu, Etana juga menjalin kemitraan dengan organisasi kesehatan dan komunitas pasien seperti Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) untuk memberikan edukasi dan dukungan bagi pasien dalam mendapatkan akses pengobatan yang lebih baik.
Ketua KPCDI, Tony Samosir, menekankan bahwa tantangan utama bagi pasien gagal ginjal di Indonesia bukan hanya pengobatan, tetapi juga akses terhadap obat-obatan esensial. Menurutnya, masih banyak pasien yang kesulitan untuk mendapatkan obat-obatan seperti Erythropoietin dan suplemen kalsium fosfat yang sangat penting untuk menjaga kualitas hidup mereka. “Kolaborasi dengan industri seperti Etana sangat penting untuk meningkatkan ketersediaan obat-obatan ini,” ungkap Tony.
Tony Samosir berharap agar pemerintah lebih serius dalam meningkatkan aksesibilitas obat dan pelayanan kesehatan bagi pasien gagal ginjal. Ia juga mengingatkan pentingnya kebijakan yang berpihak kepada pasien untuk meningkatkan kualitas hidup dan pelayanan kesehatan yang lebih baik. “Harapannya, pemerintah harus membuat kebijakan yang memang berpihak kepada pasien demi kualitas hidup dan pelayanan kesehatan yang lebih baik,” tutupnya.
Dengan meningkatnya perhatian terhadap hari ginjal sedunia dan inovasi dalam pengobatan, diharapkan kolaborasi antara sektor publik dan swasta dapat memberikan solusi yang lebih baik untuk pasien ginjal di Indonesia. Inovasi seperti Erythropoietin Alfa dan yang akan datang, long-acting Erythropoietin, menunjukkan langkah positif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien, memberikan harapan baru bagi mereka yang berjuang melawan penyakit ginjal.