Pimpinan Ormas Islam Kutuk Sindikat Pengoplos BBM di Depan Dubes China

Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menegaskan komitmennya untuk melawan sindikat pengoplos bahan bakar minyak (BBM) dan kejahatan lainnya yang merugikan bangsa. Dalam acara yang berlangsung di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat (14/3/2025), dihadiri oleh Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, pimpinan LPOI, KH Said Aqil Siroj, mengungkapkan keprihatianannya mengenai isu pengoplosan BBM dan tindakan koruptif lainnya. “Kami melihat tindakan tersebut adalah sindikasi jahat yang bergerak sistematis, sangat merugikan rakyat dan negara, serta tidak boleh di biarkan,” ujarnya.

Dalam pidatonya, Said Aqil Siroj mengecam keras aksi pengoplosan BBM, pemalsuan emas, dan pengurangan timbangan minyak goreng. Menurutnya, tindakan ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap bangsa dan sangat merugikan masyarakat. LPOI juga mendesak Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk segera mengusut tuntas pelaku kejahatan tersebut dan melakukan rekonstruksi tata kelola BUMN dengan melibatkan unsur masyarakat dalam pengawasan.

Berikut poin-poin penting yang disampaikan dalam acara tersebut:

  1. Pengungkapan Kasus Kejahatan: LPOI menyoroti sejumlah kasus yang melibatkan pengoplosan BBM, pemalsuan emas, dan manipulasi minyak goreng yang telah dibongkar oleh aparat berwenang.

  2. Dukungan untuk Danantara: Selain mengutuk kejahatan tersebut, LPOI memberikan dukungan penuh terhadap peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Menurut LPOI, Danantara adalah langkah strategis dalam mengonsolidasikan ekonomi nasional.

  3. Peran LPOI dalam Pengawasan: LPOI mengklaim siap menjadi ujung tombak dalam usaha memajukan Indonesia dan akan mengawasi pergerakan Danantara untuk memastikan konsolidasi investasi dan keuangan negara berjalan baik.

  4. Kerjasama Indonesia-China: Kegiatan ini juga menekankan pentingnya hubungan antara Indonesia dan China. Duta Besar Wang Lutong hadir untuk memperkuat kerjasama dua negara, yang tidak hanya dalam aspek ekonomi, tetapi juga di ranah sosial dan budaya.

Acara tersebut juga diwarnai dengan pembagian paket Ramadhan dari Kedutaan Besar China yang menunjukkan kepedulian China terhadap umat Islam di Indonesia. “Kami berharap kerjasama ini dapat membawa manfaat bagi kedua negara dan memperkuat hubungan persahabatan,” ujar Wang Lutong.

LPOI menganggap bahwa langkah-langkah konkret seperti pengawasan aktif masyarakat dan dukungan terhadap Danantara dapat membantu mencegah praktik korupsi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini menjadi penting di tengah tantangan yang dihadapi negara dan masyarakat saat ini.

Said Aqil Siroj mengakhiri pernyataannya dengan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama berjuang melawan praktik-praktik koruptif dan mendukung upaya pembangunan yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, pengentasan kemiskinan, pemberantasan korupsi, dan peningkatan kesejahteraan harus menjadi prioritas utama.

Kehadiran Duta Besar China serta berbagai pimpinan ormas Islam dalam acara tersebut menunjukkan komitmen kuat dari kedua pihak untuk mempererat kerjasama dan menciptakan sinergi dalam menghadapi tantangan bersama. Indonesia dan China diharapkan dapat saling mendukung demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan menciptakan stabilitas yang berkelanjutan bagi kedua negara.

Melalui usaha-usaha ini, LPOI dan semua pihak terkait bertekad untuk menjaga keutuhan negara dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat.

Exit mobile version