Presiden Prabowo Subianto meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 yang terintegrasi dengan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) milik Pertamina pada Senin (20/1/2025). Peresmian ini menjadi momen penting, tidak hanya bagi perusahaan pelat merah tetapi juga bagi kemandirian energi nasional dan daya saing Indonesia di kancah global. PLTGU Jawa-1 kini dinyatakan sebagai yang terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas mencapai 1.760 MW.
Peresmian ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mencapai kemandirian energi dalam lima tahun ke depan. Pemerintah mencanangkan target optimis tidak hanya untuk memenuhi konsumsi energi dalam negeri, namun juga menjadi salah satu pemain kunci dalam transformasi energi global. Hal ini sejalan dengan visi Prabowo yang ingin mewujudkan hilirisasi dan transformasi energi melalui langkah strategis yang diambil oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dalam keterangan resmi, Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina, menjelaskan bahwa PLTGU Jawa-1 dikelola oleh PT Jawa Satu Power, yang merupakan konsorsium antara Pertamina New & Renewable Energy, Marubeni, dan Sojitz. Menurutnya, PLTGU ini dilengkapi dengan teknologi canggih yang tidak hanya memberikan nilai tambah dari sisi operasional dan finansial, tetapi juga ramah lingkungan.
Berikut adalah beberapa fitur utama dari PLTGU Jawa-1 yang patut dicatat:
-
Teknologi Canggih: PLTGU ini menggunakan teknologi kombinasi siklus gas (CCGT) yang merupakan generasi terbaru, yang memungkinkan efisiensi operasi lebih tinggi dan penghematan biaya produksi listrik.
-
Kemampuan Black Start: Pembangkit ini memiliki kemampuan untuk melakukan self start-up yang memungkinkan pemulihan lebih cepat saat terjadi pemadaman listrik, mengurangi masa tunggu untuk sinkronisasi sistem.
-
Pengurangan Emisi Karbon: Dengan beroperasinya PLTGU Jawa-1, diharapkan akan memangkas emisi karbon hingga 3,3 juta ton setara CO2 setiap tahunnya, mendukung tujuan penurunan emisi karbon dan energi terbarukan.
-
Lokasi Strategis: Pembangkit ini dibangun di lokasi strategis di Cilamaya, Karawang, yang merupakan pusat beban listrik di area Jawa-Bali, sehingga mampu memenuhi permintaan energi secara efisien.
- Dukungan Terhadap Jaringan Listrik: Teknologi yang digunakan mampu meningkatkan daya secara lebih cepat dan membantu menstabilkan frekuensi jaringan, memastikan pasokan listrik yang stabil meskipun terjadi fluktuasi.
Beroperasinya PLTGU Jawa-1 tidak hanya menjadi pencapaian penting bagi Pertamina, tetapi juga bagi sinergi BUMN dan mitra internasional dalam mencapai peralihan menuju energi bersih di Indonesia. Pertamina menegaskan komitmennya untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 dan berkontribusi pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Fadjar juga menekankan bahwa penerapan program Environmental, Social & Governance (ESG) menjadi fokus utama perusahaan dalam setiap lini bisnis dan operasinya. “Seluruh upaya ini selaras dengan implementasi ESG di seluruh aspek operasi Pertamina,” ungkapnya.
Dengan adanya PLTGU Jawa-1, diharapkan kemandirian energi Indonesia semakin kuat. Selain mampu memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri, pembangkit ini juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ini merupakan langkah maju dalam mendukung transformasi energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia.