Urin Harimau untuk Radang Sendi: China Dapat Kritikan Pedas!

BEIJING – Sebuah kebun binatang di China saat ini sedang menghadapi kritik tajam setelah memasarkan urin harimau Siberia seharga 50 yuan per botol. Kebun binatang tersebut mengklaim bahwa urin harimau dapat digunakan untuk mengobati rematik dan nyeri otot, memicu perdebatan mengenai praktik pengobatan yang dianggap kontroversial ini.

Menurut laporan dari Hindustan Times, urin harimau tersebut dikumpulkan dalam sebuah reservoir khusus, meskipun tidak ada keterangan jelas mengenai apakah proses disinfeksi dilakukan sebelum produk tersebut dijual ke publik. Barang tersebut dijual dalam kemasan 250 gram dan pengguna diwajibkan untuk menghentikan konsumsi jika mengalami reaksi alergi. Selain itu, terdapat juga informasi bahwa urin harimau ini sebelumnya pernah digunakan sebagai hadiah untuk selebriti pemenang acara realitas pada tahun 2014.

Kritik terhadap kebun binatang tersebut tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dari kalangan profesional medis. Seorang apoteker di Rumah Sakit Pengobatan Tradisional China di Hubei menegaskan bahwa penggunaan urin harimau bukanlah bagian dari praktik pengobatan tradisional yang diakui secara ilmiah. “Urin harimau tidak memiliki bukti ilmiah yang mendukung khasiatnya untuk kesehatan. Menyebarkan klaim tanpa dasar yang kuat sangat berbahaya,” ujarnya, mengingat potensi dampak negatif pada kesehatan masyarakat.

Praktisi pengobatan tradisional lainnya juga mempertanyakan legalitas kebun binatang dalam menjual produk medis. Penjualan obat-obatan di Tiongkok biasanya memerlukan izin resmi dari pejabat kesehatan, sehingga tindakan kebun binatang tersebut menjadi sorotan publik. Meskipun demikian, pihak pengelola kebun binatang menyatakan bahwa mereka memiliki izin usaha sah untuk menjual urin harimau, yang memicu keraguan apakah izin tersebut sesuai dengan pedoman kesehatan dan etika yang berlaku.

Kondisi ini semakin diperparah oleh satu pengunjung yang mengaku membeli urin harimau untuk anggota keluarganya namun tidak merasakan efek positif setelah mengonsumsinya. Hal ini menunjukkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap klaim yang diajukan oleh kebun binatang.

Budaya tradisional China seringkali mengaitkan harimau dengan simbol keberanian dan kekuatan, serta banyak digunakan dalam pengobatan alternatif. Namun, penggunaan komponen hewan, termasuk tulang harimau, untuk tujuan medis telah dilarang oleh pemerintah Tiongkok mengingat status harimau yang terancam punah. Para ahli memperingatkan bahwa praktik demikian tidak hanya merugikan kesehatan manusia, tetapi juga memperparah kondisi satwa liar yang perlahan-lahan hilang dari bumi ini.

Sanksi yang berat menanti bagi siapapun yang tertangkap memburu harimau di China, di mana pelanggar dapat dijatuhi hukuman 10 tahun penjara serta denda yang signifikan. Penting untuk diingat bahwa perlindungan terhadap spesies yang terancam punah tidak hanya harus dilakukan melalui hukum, tetapi juga dengan menolak produk-produk yang berdampak negatif pada populasi mereka.

Dalam konteks ini, penjualan urin harimau tidak hanya merugikan individu yang mencari pengobatan alternatif, tetapi juga berisiko menambah tekanan pada populasi harimau di alam liar. Banyak pihak kini menyerukan perlunya pendekatan yang lebih etis dan berbasis bukti dalam pengobatan, serta dukungan untuk konservasi hewan langka ini. Mengedukasi masyarakat tentang fakta-fakta seputar pengobatan dan dampak konsumsi produk berbasis hewan sangatlah penting untuk mencegah kesalahpahaman yang berlanjut.

Exit mobile version