Hamas Puji Trump: Berhasil Tekan Israel Hentikan Perang Gaza!

Hamas, kelompok militan yang beroperasi di Jalur Gaza, baru-baru ini mencatat sebuah perkembangan menarik dalam pandangannya terhadap politik AS dan situasi di Timur Tengah. Dalam pernyataan yang diungkapkan oleh pejabat tinggi mereka, terdapat pengakuan akan peran eks Presiden Donald Trump dalam menghentikan konflik yang berkepanjangan di wilayah Gaza. Di saat banyak pihak berharap akan adanya dialog konstruktif antara Palestina dan Israel, pemimpin Hamas menunjukkan optimisme terhadap kehadiran Trump di panggung politik.

Basem Naim, seorang pejabat Hamas yang berada di Doha, Qatar, mengungkapkan bahwa kelompoknya terbuka untuk bernegosiasi dengan siapa pun, termasuk dengan pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump. Naim menilai, ketika berbicara mengenai politik, hal tersebut bukan hanya tentang preferensi atau kepribadian, melainkan tentang kepentingan yang lebih besar bagi semua pihak yang terlibat.

“Jika ada kesempatan untuk bertemu dengan pihak mana pun, termasuk pemerintahan Trump, untuk membahas secara rinci bagaimana kami dapat mencapai tujuan tersebut, saya kira tidak akan ada veto di gerakan ini dan tidak akan ada yang keberatan,” ungkap Naim dalam wawancara dengan Al Jazeera. Ini menunjukkan bahwa Hamas tidak menutup diri terhadap kemungkinan untuk berdialog dengan para pemimpin dunia demi merealisasikan impian kemerdekaan Palestina.

Seiring dengan pernyataan tersebut, Naim juga menyoroti pentingnya hak bernegara dan hak bagi warga Palestina yang terusir dari tanah leluhur mereka, menyiratkan pengakuan atas peristiwa yang dikenal sebagai Nakba tahun 1948, di mana banyak warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka. Dia juga menyatakan komitmennya terhadap upaya gencatan senjata yang belakangan terabaikan, terutama di bawah pemerintahan Joe Biden.

Pernyataan Naim bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Mousa Abu Marzouk, seorang pejabat senior Hamas, juga menyatakan bahwa kelompok tersebut siap untuk melakukan dialog dengan AS. Dalam komentar yang cukup mengejutkan, Abu Marzouk memuji Trump karena dinilai berhasil memaksa Israel mengakhiri peperangan di Gaza, yang menunjukkan adanya perubahan persepsi terhadap pemerintahan Trump di kalangan pemimpin Hamas.

Meskipun sempat menjadi kontroversial karena dukungan Trump yang kencang terhadap Israel, khususnya dalam konflik Gaza dan Tepi Barat, ternyata Hamas menganggap kehadiran Trump membawa harapan baru untuk perundingan. “Kami berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata dan akan mengerahkan upaya maksimal untuk membuatnya berhasil,” tegas Naim, mencerminkan ambisi Hamas dalam mencapai resolusi atas konflik yang berkepanjangan.

Dalam perkembangan yang lebih luas, pengakuan Hamas akan potensi dialog dengan pemerintahan Trump mencerminkan dinamika baru dalam gejolak politik Timur Tengah. Meskipun Hamas dikenal sebagai kelompok yang keras dalam sikap politiknya, pengakuan ini sepertinya menunjukkan bahwa mereka menyadari perlunya pendekatan lebih pragmatis untuk mencapai tujuan nasional Palestina.

Berita ini semakin menarik mengingat latar belakang sejarah konflik yang panjang antara Palestina dan Israel. Keinginan Hamas untuk berkolaborasi dengan pihak manapun, termasuk mantan Presiden AS yang selama ini berseberangan dengan mereka, mengisyaratkan bahwa dalam dunia politik, fleksibilitas bisa menjadi kunci dalam mencapai kesepakatan.

Sebagai penutup, nampaknya pegeseran sikap ini berpotensi membuka jalan baru bagi negosiasi yang lebih konstruktif. Pemerintahan Trump yang sebelumnya dikenal pro-Israel, mungkin kini dipandang sebagai jembatan bagi Hamas menuju tujuan kemerdekaan. Keterbukaan Hamas untuk bernegosiasi menunjukkan harapan akan terjalinnya dialog yang selama ini terputus, serta menyoroti pentingnya peran politik global dalam konflik di Timur Tengah.

Exit mobile version