Dunia

Israel Ancam Hamas: Siap Kirim Tank Jika Sandera Tak Dibebaskan

Tel Aviv, Podme.id – Ketegangan kembali meningkat di Jalur Gaza setelah Israel mengeluarkan peringatan tegas kepada Hamas. Pada hari Kamis, 13 Februari 2025, pemerintah Israel menyatakan bahwa organisasi bersenjata tersebut harus membebaskan tiga sandera yang ditahan sebelum akhir pekan ini jika tidak ingin menghadapi dimulainya kembali operasi militer besar-besaran di wilayah tersebut.

Laporan dari sumber-sumber Palestina menunjukkan bahwa gencatan senjata antara kedua belah pihak telah terjebak dalam krisis. Hamas, dalam pernyataannya, menyatakan bahwa mereka tidak akan membebaskan sandera Israel karena mengklaim adanya pelanggaran dari pihak Israel. Juru bicara Hamas, Abdel Latif al-Qanou, mengungkapkan bahwa kelompok tersebut ingin melanjutkan gencatan senjata dan mengharapkan Israel juga bisa mematuhi kesepakatan yang telah dilakukan.

"Jika ketiga orang itu tidak dibebaskan, jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami, gencatan senjata akan berakhir paling lambat Sabtu siang," tegas David Mencer, juru bicara pemerintah Israel, mengikuti peringatan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa waktu semakin menipis bagi Hamas untuk memenuhi tuntutan tersebut dan menghindari eskalasi lebih lanjut.

Sembari menunggu keputusan dari Hamas, situasi di perbatasan Rafah, Mesir, semakin memanas. Deretan buldoser dan peralatan berat terlihat siap untuk masuk ke Gaza, dalam rangkaian persiapan operasi militer Israel jika diperlukan. Media pemerintah Mesir melaporkan bahwa truk yang membawa alat berat tersebut berada dalam posisi siap, namun Israel menegaskan bahwa mereka tidak akan diizinkan masuk melalui perbatasan Rafah.

Dalam konteks ini, berikut adalah beberapa poin penting terkait ancaman Israel kepada Hamas dan situasi di Gaza:

  1. Peringatan tegas: Israel telah memberikan ultimatum kepada Hamas, menandakan bahwa mereka tidak ragu untuk kembali melanjutkan tindakan militer jika permintaan pembebasan sandera tidak dipenuhi.

  2. Krisis gencatan senjata: Gencatan senjata yang sebelumnya dijanjikan kini berada dalam bahaya, dan kedua belah pihak saling menyalahkan atas ketidakmampuan untuk menjaga kesepakatan yang ada.

  3. Operasi militer siap dilaksanakan: Dengan banyaknya alat berat yang terdampar di perbatasan, Israel menunjukkan kesiapan untuk melakukan operasi berat di Gaza jika diperlukan.

  4. Tuduhan saling menghalangi: Hamas menuduh Israel menghambat pengiriman mesin berat yang vital untuk membersihkan puing-puing di Gaza, menciptakan keadaan darurat kemanusiaan yang semakin parah.

Latar belakang ketegangan ini tidak lepas dari konflik yang berkepanjangan antara kedua pihak. Sejak awal pertikaian, gencatan senjata seringkali terancam dan diwarnai dengan serangan balasan dari kedua belah pihak. Di tengah keprihatinan internasional mengenai hak asasi manusia dan kondisi manusia di Gaza, setiap langkah yang diambil oleh Israel dan Hamas memengaruhi stabilitas regional secara keseluruhan.

Sementara waktu terus berjalan, perhatian dan harapan akan terjadinya pertukaran sandera dan kembalinya keamanan di kawasan ini terus menjadi sorotan. Pendukung kedua belah pihak akan terus mengamati dengan cermat apakah diplomasi dapat menyelamatkan situasi atau apakah Israel akan melanjutkan operasi militer yang telah lama terancam.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button