Kura-Kura Laut Menari: Rahasia Medan Magnet Untuk Navigasi dan Makanan

Kura-kura laut, khususnya spesies kura-kura loggerhead, dikenal karena kemampuan migrasi mereka yang luar biasa, melintasi ribuan mil di lautan yang luas dengan navigasi yang hampir tidak terlihat. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature mengungkapkan bahwa kura-kura loggerhead menggunakan medan magnet Bumi untuk mengarahkan perjalanan mereka dan menemukan makanan. Hal ini menandai studi pertama yang menunjukkan bagaimana kura-kura tidak hanya mengandalkan medan magnet untuk bernavigasi, tetapi juga untuk mengingat lokasi pemberian makan.

Kura-kura loggerhead, spesies yang paling umum ditemui bersarang di Amerika Serikat, mampu mengenali perbedaan medan magnet dari lokasi geografis tertentu. Peneliti dari Texas A&M University, Dr. Kayla Goforth, menjelaskan bahwa kura-kura ini memanfaatkan kemampuan ‘super’ mereka untuk kembali ke area yang penting bagi ekosistem, baik untuk bersarang maupun mencari makanan.

Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan kura-kura loggerhead juvenil yang dibesarkan di penangkaran. Mereka diobservasi dan respons mereka terhadap medan magnet diukur dengan cara yang unik, yaitu “menari”. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap makanan di lokasi yang sebelumnya mereka kenali. Ini menunjukkan hubungan antara peta magnet yang mereka deteksi dengan lokasi di mana mereka diberi makan.

Temuan lainnya menyatakan bahwa kura-kura loggerhead mengandalkan dua sistem magnetik yang berbeda dalam navigasi mereka: peta magnet untuk mengetahui lokasi dan kompas magnet untuk mengorientasikan arah. Pengujian lanjutan yang melibatkan gelombang frekuensi radio menunjukkan bahwa meskipun kompas mereka terganggu oleh gelombang tersebut, kemampuan mereka untuk mengenali peta magnet tetap utuh.

Menggunakan elegan, penelitian ini merinci bagaimana kura-kura dapat mendeteksi medan magnet Bumi di kisaran 25.000 hingga 65.000 nanotesla. Dalam desain eksperimen, peneliti mengumpulkan kura-kura yang baru menetas dari berbagai sarang dan melatih mereka dengan dua medan magnet yang berbeda; satu berkaitan dengan lokasi di Teluk Meksiko yang menyediakan makanan dan satu lagi dari lokasi tanpa makanan di New Hampshire.

Berikut adalah rincian perilaku yang diperhatikan selama penelitian:

1. Kura-kura yang terpapar medan magnet “diberi hadiah” menunjukkan perilaku menari, termasuk:
– Memiringkan tubuh secara vertikal.
– Menahan kepala dekat permukaan air.
– Menggerakkan sirip depan dengan cepat.
– Melakukan gerakan berputar.

2. Sekitar 80% kura-kura menunjukkan lebih banyak aktivitas “menari” di medan magnet yang berhubungan dengan makanan, dibandingkan dengan medan tanpa hadiah.

Penelitian ini juga mengindikasikan bahwa meskipun perilaku menari mungkin terjadi di penangkaran, pola gerakan tersebut bisa memberikan indikasi tentang bagaimana kura-kura bisa belajar mengaitkan medan magnet dengan sumber makanan mereka.

Lebih dalam lagi, peneliti mengeksplorasi bagaimana kura-kura mungkin menggunakan dua fitur utama medan magnet Bumi: inklinasi dan intensitas, yang merupakan kombinasi yang diperlukan untuk pengenalan lokasi. Hanya ketika keduanya cocok, kura-kura dapat mengidentifikasi posisi mereka, membuktikan sistem magnetoresepsi yang canggih yang mereka miliki.

Namun, hasil penelitian ini juga menyoroti kekhawatiran terkait konservasi. Aktivitas manusia seperti lalu lintas perahu serta penggunaan perangkat telekomunikasi dapat mengganggu kemampuan kura-kura untuk bermigrasi. Dr. Goforth serta tim peneliti menyarankan tindakan untuk mengurangi gelombang frekuensi radio di habitat utama kura-kura untuk membantu melindungi spesies yang sudah ada sejak zaman purba ini.

Studi ini tidak hanya memperluas pemahaman kita tentang mekanisme navigasi pada kura-kura laut tetapi juga memberikan wawasan baru terkait migrasi vertebrata lainnya. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menjelaskan lebih dalam mengenai kemampuan luar biasa dari makhluk laut ini dalam menavigasi lautan yang luas.

Exit mobile version