Bisnis

Menaker Buka Suara: Alasan di Balik Pemangkasan Anggaran Rp 2,7 T

Anggaran Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengalami pemangkasan signifikan, berkurang sebesar Rp 2,7 triliun dari pagu awal sebesar Rp 4,8 triliun, menjadi hanya Rp 2,1 triliun. Kabar ini disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, yang memastikan bahwa meskipun ada penyesuaian anggaran, program-program prioritas kementerian akan tetap berjalan. Dalam keterangannya, Yassierli menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat meski dalam kondisi efisiensi anggaran.

Yassierli mengungkapkan, "Kami tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Efisiensi anggaran bukan berarti mengurangi kualitas kerja, tetapi justru mendorong kami untuk bekerja lebih inovatif." Pendekatan ini diharapkan dapat memunculkan ide-ide kreatif dalam menghadapi tantangan anggaran yang lebih ketat.

Pemangkasan anggaran ini, menurut Yassierli, bertujuan untuk memastikan penggunaan anggaran negara lebih tepat sasaran dan prioritas semua Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memberdayakan kepentingan publik. Meskipun ada penyesuaian dalam beberapa program, Kemnaker tetap fokus pada beberapa hal penting, antara lain:

  1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM): Mengupayakan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas bagi pasar.

  2. Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Industri: Mendorong sektor industri agar dapat bersaing secara global.

  3. Perluasan Kesempatan Kerja: Menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan untuk angkatan kerja.

  4. Penempatan Tenaga Kerja: Memastikan tenaga kerja lokal mendapatkan akses untuk bekerja sesuai dengan kompetensi mereka.

  5. Pembinaan Hubungan Industrial: Membangun hubungan yang harmonis antara pengusaha dan pekerja.

  6. Perlindungan dan Pengawasan Ketenagakerjaan: Menjamin hak-hak tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan yang layak.

Yassierli juga menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih kuat dengan berbagai pihak. Dia menyatakan bahwa Kemnaker telah menjalin kerja sama lintas kementerian dan lembaga untuk menciptakan program yang berorientasi pada pelatihan vokasi dan sertifikasi profesi. Kerja sama ini melibatkan Kementerian UMKM, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kementerian BUMN.

"Kolaborasi juga kami lakukan dengan industri swasta, lembaga filantropi, komunitas, dan lain-lain dalam gerakan produktivitas nasional. Dengan strategi yang tepat, efisiensi anggaran ini justru bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kolaborasi program," jelas Yassierli. Dia berharap bahwa pendekatan kolaboratif ini dapat mendorong pengembangan kualitas dunia ketenagakerjaan Indonesia.

Sebelumnya, Yassierli menyatakan bahwa ia telah mengetahui rencana pemangkasan anggaran yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan, yang mencapai 57%. Dia menjelaskan bahwa ini merupakan langkah yang diperlukan untuk mendukung efisiensi dalam pengelolaan keuangan negara. "Exercise awal dari hitungan Kementerian Keuangan itu efisiensi sebesar 57%. (Anggaran Kemnaker) menjadi 43%," ujarnya saat di Gedung DPR RI.

Dalam situasi ini, tantangan bagi Kemnaker adalah bagaimana menjalankan fungsi dan programnya meskipun dalam kondisi anggaran yang terbatas. Yassierli optimis bahwa melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif, kementeriannya tetap dapat memberikan kontribusi positif bagi sektor ketenagakerjaan di Indonesia. Dia menekankan bahwa pelayanan kepada masyarakat tidak boleh terpengaruh oleh pemangkasan anggaran, melainkan harus menjadi motivasi untuk berbuat lebih baik.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button